Bontomanai (Humas Selayar) Pacu legalitas usaha pertanian, perkebunan, peternakan, dan pertokoan Pesantren KH. Abdul Qadir Qasim Karajaang, Pimpinan Pondok Pesantren berkenan hadirkan Kepala Dinas Perdagangan dan KUKM di Kampus dalam rangka pembentukan Pengurus Koperasi Produsen Pesantren.
Hadir dalam pembentukan pengurus koperasi yang dilaksanakan pagi tadi, Sabtu (14 Januari 2023) adalah Pembina dan Ketua Yayasan Rumah Quran Kepulauan Selayar, Pengasuh Pondok Pesantren (Muhammad Ahdi), Pimpinan Pondok Pesantren (Khairunnas), pembina dan guru Pondok Pesantren, serta rombongan Dinas Perdagangan dan KUKM Kepulauan Selayar.
Ir. Muhammad Darwis, mewakili Kadis Perdagangan dan KUKM dalam arahannya menyampaikan bahwa koperasi hendaknya dibentuk adalah dalam upaya memberikan legalitas hukum bagi satu usaha yang telah berjalan.
”Saya dalam satu kunjungan merasa ter-inspirasi dengan satu koperasi yang memiliki 4.000 anggota. Koperasi tersebut bergerak dalam usaha memproduksi susu sapi perah.”paparnya memberi motivasi.
Dalam kesempatan tersebut, Mustakim ST, selaku penyuluh koperasi lapangan juga turut menjelaskan tentang fungsi dan peran koperasi dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat serta bagaimana proses pembentukannya.
Menurutnya, walaupun dalam pelaksanaannya koperasi dapat dikelola secara kekeluargaan, santai dan penuh kebersamaan, namun dalam menjalankannya tetap harus merujuk kepada undang-undang yang berlaku.
”Koperasi itu berbadan hukum, maka dalam pelaksanaannya dia harus tetap merujuk kepada perundang-undangan yang berlaku.” Paparnya.
Acara yang berlangsung sampai menjelang pelaksanaan dhuhur siang tadi, terpilih formasi pengurus di antaranya adalah Muhammad Ahdi (Ketua Pengawas) dan Khairunnas (Ketua Pengurus Koperasi). Sementara sekretaris dan bendahara terpilih Ismail dan Aswar Setiawan.
H. Arsyad, salah seorang pengawas Koperasi Produsen Abdul Qadir Qasim yang juga adalah owner Rayhan Square Hotel mengatakan bahwa Koperasi Pesantren tersebut diharapkan akan menjadi koperasi yang unggul dalam memberdayakan ekonomi pesantren nantinya. (Myr)
