Imam Besar Masjid Istiqlal Kaji Taa'udz Di Salah Satu Ponpes Ternama Bone

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Ujung, (Humas Kemenag Bone) - Sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal Indonesia yang kesehariannya diatur dalam suatu protokoler khusus, Prof Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA yang juga merupakan Rektor Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an Jakarta ini tetap meluangkan waktu untuk pulang kampung mengunjungi keluarga dan utamanya Pondok Pesantren rintisan mendiang orang tuanya yang letaknya terbilang jauh dari ibu kota, yaitu Pondok Pesantren Al-Ikhlas yang berlokasi di Desa Ujung, Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Rabu (10/2/2021).

Setiap kali kunjungan, beliau selalu menyempatkan untuk mengisi halaqah santri baik setelah Magrib atau Subuh. Dalam kunjungan singkatnya kali ini, beliau membawakan halaqah setelah Magrib dengan menyampaikan satu pokok pembahasan yaitu ta’audz.

Mengawali halaqah, Sosok yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Agama Republik Indonesia ini menyampaikan pesan kepada para santri tentang keberadaan makhluk yang disebut setan.

“Anak-anakku sekalian tidak boleh mengingkari adanya setan, setan itu bisa berwujud jin dan juga manusia, buktinya ada surah yang bernama Surah Al-Jin” paparnya.

Beliau selanjutnya menyampaikan beberapa cerita pendek mengenai kebenaran adanya tipu daya setan, mulai dari cerita Nabi Adam yang dititipkan bayi setan hingga cerita Abu Hurairah dihampiri setan yang menyamar sebagai pencuri. Para santri terlihat sangat antusias mendengarkan cerita yang beliau sampaikan tersebut.


Setelah menyampaikan cerita mengenai tipu daya iblis, beliau mulai menjelaskan pokok pembahasan mengenai taa’udz.

“Dalam taa’udz terdapat 5 unsur di dalamnya” jelasnya dengan lembut.

Kelima unsur yang dimaksud tersebut meliputi, pertama, orang yang meminta perlindungan yaitu manusia. Kedua, tempat meminta perlindungan yaitu Allah. Ketiga, apa yang dimintai perlindungan yaitu setan. Keempat, perlindungan dari apa yang diminta oleh manusia yaitu dari godaan, dan yang terakhir bagaimana caranya meminta perlindungan yaitu menghadirkan Allah dalam hati.

Halaqah berjalan dengan sangat khidmat hingga waktu Isya tiba. Beliau mengakhiri halaqah dengan meminta doa kepada para santri untuk guru-guru yang telah mendahului dan terkhusus kepada pendiri Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone, H. Andi Muhammad Umar dan Hj. Andi Bunga Tungke, dengan mengirimkan bacaan Surah Al-Fatihah. (si/aibs/ahdi)


Daerah LAINNYA