Sungguminasa (Humas Gowa). Pengurus Cabang Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (PC APRI) kabupaten Gowa melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) PMA Nomor 20 tentang Pencatatan Pernikahan, di aula Al Amanah kantor Kementerian Agama Gowa, Selasa (4/10/2022).

Kakankemenag Gowa, H. Aminuddin yang membuka kegiatan ini menekankan, melalui FGD ini, diharapkan para anggota APRI/penghulu agar memperketat pencatatan pernikahan. Termasuk di dalamnya menggunakan administrasi pencatatan berdasarkan PMA yang terbaru. "Seperti formulir N yang terbaru berdasarkan Perdirjen 473 tahun 2020 tentang petunjuk teknis pencatatan nikah," ujarnya.
Ia juga menyarankan agar format N1 harus dikeluarkan oleh KUA sebagai pemilik sah formulir tersebut. "Prosedurnya, catin yang minta form ke KUA, setelah diisi dibawa ke lurah/desa untuk ditandatangani bukan malah sebaliknya," tegas Kakankemenag.

Kasubbag TU Kemenag Gowa H. Faried Wajedi yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan ini mengharapakan agar penghulu cekatan dalam melakukan layanan kepada masyarakat, terkhusus mengenai pencatatan.

Faried kembali menegaskan bahwa penghulu harus menyelesaikan pemberkasan pada saat menghadiri pengawasan di lapangan. "Terutama tanda tangan saksi, wali, dan kedua catin, jangan ada bahasa ini wajib dan ini sunnah," ucapnya.
Kasi Bimas Islam, Sardy Yoelfa sebagai pembicara terakhir dalam FGD ini, memandu langsung jalannya diskusi yang difokuskan mengenai kasus-kasus yang sering terjadi dilapangan. Khususnya pencatatan nikah dan penggunaan keabsahan akta cerai kapan berlakunya. Perhitungan masa iddahnya dimana, apakah saat putusan atau saat akta cerai diterbitkan. Itulah yang menjadi pembahasan pokok dalam FGD yang diatensi langsung oleh Kasi Bimas Islam.

Tujuan diadakannya FGD ini untuk menyatukan pendapat dan tafsir terhadap PMA 20 tahun 2019 khususnya bagi anggota APRI se_kabupaten Gowa. Harapan ini diungkapkan oleh ketua PC APRI Gowa H. Muhammad Akbar yang juga penghulu ahli madya KUA kecamatan Bajeng (Arm/OH)