Parigi (Humas Gowa). Kehidupan manusia di dunia ini ibarat menyeberangi lautan luas yang penuh dengan gelombang, banyak tantangan untuk bisa sampai ke tepi. Pada pagi, siang dan malam akan menemui banyak rintangan dan tantangan. Begitulah hidup dengan segala dinamikanya.
Terlepas dari itu semua, manusia sebagai makhluk yang bernyawa akan mengalami yang namanya kematian. Inilah takdir hidup yang mesti diterima, mau atau tidak mau, suka ataupun tidak suka. Kita sebagai umat muslim tentu berharap semoga kematian kita menjadi Husnul Khotimah.
Seperti terlihat di Masjid Babul Taqwa Raulo, Desa Manimbahoi, di mana mahasiswa KKN UINAM melakukan Praktek Penyelenggaraan Jenazah bekerjasama dengan KUA dan Pemerintah Desa Manimbahoi, menariknya karena yang berperan jadi jenazah adalah mahasiswa UINAM, Ahad, (30/10/2022).
Menyelenggarakan jenazah adalah suatu kegiatan yang dilakukan terhadap seseorang yang telah meninggal dunia. Bagi umat Islam, penyelenggaraan jenazah terdiri dari memandikan, mengkafankan, menyolatkan, dan memakamkan jenazah tersebut. Hal ini dijelaskan Abdul Karim, penyuluh KUA Parigi saat memandu pelatihan.
"Kita yang masih hidup ini berharap dan berdoa agar kelak ketika kita meninggal ada orang lain yang mengurus jenazah kita," ucapnya.
Dr. Ibrahim, M. Pd selaku Dosen Pembimbing KKN UINAM yang menjadi pemateri berpesan agar kiranya ada di Manimbahoi ini terbentuk Panitia Penyelenggaraan Jenazah supaya tidak lagi mencari orang luar ketika ada masyarakat setempat yang meninggal dunia.
Selain itu, tambah Ibrahim bahwa saat ini generasi muda agak gengsi untuk mempelajari tentang tata cara penyelenggaraan jenazah, termasuk di dalamnya bagaimana mengkafani, memandikan, menyolatkan dan menguburkan.(Sol/OH)
Daerah
Kegiatan KUA Parigi
Mahasiswa UINAM Rela Jadi Jenazah di Parigi
- Senin, 31 Oktober 2022 | 08:38 WIB