Bontomarannu (Humas Gowa). Seorang penyuluh dekat dengan masyarakat dari semua kalangan adalah satu keharusan. Tugas penyuluh Agama bukan hanya pada satu forum atau majlis untuk menyebarkan agama, namun, harus bisa masuk pada semua segmen dan level masyarakat.

Abdul Jabbar Tahuddin salah satu Penyuluh Agama bersama Camat Bontomarannu dan Pimpinan Tripika Bontomarannu melakukan kunjungan di Pasar Balang-Balang untuk melakukan pemetaan pedagang dari sisi jenis barang dagangan, Kamis (17/11/2022).

"Kalau modalta 10ribu janganki tambah-tambahi, terus terangmaki saja. Jujur itu penting, cari untung jangan lupa untuk dapat berkahnya," ujar Jabbar mengingatkan pada salah satu penjual sayur.

Islam juga mengatur bagaimana jual beli sehingga kita harus taat dengan aturan itu. Pada penjual beras pun Jabbar menyampaikan pada para pedagang. "Pannassai punna sikilo, tojeng tojengi sikilo teai sikelo (mencurangi pembeli/ timbangannya dikurangi). Anjo podeng ikatte punna malliki berasa ni leppa naungi literetta. Punna abbaluki ni leppa naiki literetta. (Begitu juga kita kalau mau membeli beras untuk kita jual liter kita cekungkan kebawah agar banyak muatannya. Kalau menjual kita buat cembung agar muatannya sedikit)," tutur ketua Pokja TPQ Gowa itu.

Karena pedagang biasanya lebih mengejar keuntungan hingga terkadang tidak memperhatikan dari sisi kejujuran dalam berdagang. Bahkan melakukan manipulasi timbangan, meteran dan liter. Perlu kesadaran yang muncul dari dalam diri para pedagang.

Tentunya hanya bisa dengan pemahaman yang kaffah terkait hukum Islam, bukan hanya shalat, zakat dan hukum-hukum yang terkait individu saja yang mereka pahami. Tapi ilmu dalam bermuamalah tidak ada.

Disinilah peran penyuluh untuk memberikan pemahaman itu serta membekali masyarakat Aqidah yang kokoh. Karena iman yang kuat yang mampu menjadi rem atau pengendali diri dalam melakukan kemaksiatan termasuk berbuat curang dalam jual beli.(iar/OH)