Pesantren Terbuka As-Sunnah Kepulauan Selayar dengan Proses KBM Yang Padat

Proses Pengecetan Lantai Ground Masjid

Benteng (Humas Selayar) Walau masih dalam tahap pembenahan pembangunan fisik, Pesantren Terbuka As-Sunnah Kepulauan Selayar telah memulai program dan aktifitas pendidikannya sejak sebulan yang lalu. Hal tersebut disampaikan oleh Zaenal Hafizahullah saat dikonfirmasi pagi tadi. Rabu (10 Agustus 2022)

Menurut Zaenal Hafizahullah, Pesantren Terbuka As-Sunnah sebetulnya telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu namun tempat dan lokasi pembelajarannya berpindah dari satu masjid yang ke masjid yang lain. Walau dengan segala kesederhanaannya, beberapa kitab peninggalan ulama terdahulu telah sempat dikhatamkannya, di antaranya adalah Kitab Nahwu Praktis dan washayal abaa lil Abna.

”Pesantren Terbuka As-Sunnah perintisannya telah dimulai sejak beberapa tahun lalu. Pembelajaran kita berpindah dari satu masjid ke masjid yang lain, bahkan beberapa santri kita bina secara intensif di pulau. Baru pada Tahun 2019, tepatnya di tanggal 14 Mei 2019 pembangunan pesantren kita mulai setelah memperoleh tanah wakaf dari seorang muhsinin.” Ujarnya.

Saat ini Pesantren Terbuka As-Sunnah Kepulauan Selayar telah memulai proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan 22 (dua puluh dua) santri dari berbagai jenjang pendidikan, dari jenjang sekolah dasar sampai jenjang sekolah menengah atas. Menurut penjelasan Zaenal Hafizahullah, para santri yang berdomisili di dalam kampus hanya dikonsentrasikan untuk belajar Bahasa Arab, baik aktif maupun pasif.

Kitab-Kitab yang diajarkan kepada para santri umumnya adalah Kitab-Kitab berbahasa arab yang tidak memiliki baris, di masyarakat umum dikenal dengan Kitab Gundul. Hal tersebut dimaksudkan agar para santri nantinya dapat mengkaji kitab-kitab peninggalan ulama salaf secara mandiri.

Beberapa kitab yang saat ini sementara berjalan pengkajiannya adalah At tuhfah alwushobiyah Syaikh Ahmad Tsabit, Ad Durrah albahiyyah Syaikh Ahmad Tsabit, Matan Qawaid al I’rab Ibnu Hisyam, Syarah Qathr an Nada Syaikh Abdullah AlFauzan, Praktikum baca kitab gundul dan menterjemah, serta Kitab AlMukhtasar fittafsir.

”Para santri di Pesantren, walau mereka ber-konsentrasi sepenuhnya dalam pengkajian kitab-kitab gundul peninggalan para ulama salaf, namun mereka tetap kita fasilitasi untuk ikut ujian formal pendidikan dengan harapan para santri tetap dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di tempat lain.” Jelasnya.

Proses belajar mengajar di Pesantren Terbuka As-Sunnah terbilang sangat padat. Hal tersebut terlihat dari proses KBM yang telah dimulai sejak Pukul 04:00 (sebelum pelaksanaan shalat shubuh) dan berakhir menjelang shalat dhuhur. Waktu yang panjang tersebut hanya dijeda untuk santap siang. Selanjutnya, Proses KBM kembali dimulai setelah shalat ashar dan berakhir setelah shalat Isya menjelang istirahat malam.   

”Dalam rangka mendisiplinkan para santri dalam mengikuti proses pendidikan, di pesantren saat ini ada 3 (tiga) pembina dan sekaligus menjadi tenaga pengajar; Zaenal Hafizahullah, Irfan Abu Hafshah Hafizahullah, Muhammad Faisal Hafizahullah.” Jelasnya saat dikonfirmasi. (Myr)


Daerah LAINNYA