Staf KUA Bontocani Jepret Lokasi Wakaf

Foto dokumentasi Kepala KUA dan rombongannya saat berada di perbatasan Kab. Maros dan Desa Mattirowalie Kec. Bontocani

Bontocani, (Humas Bone) - Setelah laksanakan pengambilan foto dokumentasi lokasi pewakaf dengan pemilik batas tanah pada Kamis 3 Agustus 2022 di Desa Langi. Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Bontocani beserta dengan Penyuluh dan PTT-nya kembali lakukan pengambilan foto dokumentasi di dua Desa Kec. Bontocani yakni Desa Mattirowalie dan Watangcani, Jumat (5/8/2022). 

Sebelumnya diketahui bahwa pengambilan foto dokumentasi antara pewakaf dan pemilik batas tanah ini merupakan salah satu syarat kelengkapan berkas wakaf untuk penerbitan sertifikat tanah masjid maupun sekolah. 

Kedua Desa ini memiliki medan terjal yang sulit diakses diantara Desa lainnya yang ada di Kec. Bontocani. 

Lintas pegunungan, itulah kata yang tepat saat rombongan itu berada di Desa Mattirowalie dan Watangcani. Tidak tanggung-tanggung, karena akses jalan yang lebih dekat menghubungkan antara kedua Desa ini sedang dalam tahap perbaikan dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Akhirnya, KUA Bontocani beserta rombongannya harus melewati jalan poros Palattae-Maros-Makassar dengan jarak tempuh sekitar 80 KM dari Kantor KUA.

Meskipun jarak tempuh yang dilalui sangat jauh. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat KUA Bontocani untuk tetap laksanakan tanggung jawab yang telah di amanahkan.

Sulitnya jalan yang harus ditempuh maka pengambilan foto dokumentasi antara pewakaf dengan pemilik batas tanah di dua Desa tersebut di bagi menjadi dua tim. Karena beberapa Dusun yang ada diantara kedua Desa ini hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. 

PTT honorer KUA Bontocani, Abd. Kadir, yang sekaligus merupakan Humas KUA Bontocani bersama dengan Imam Desa Watangcani, Sugianto, diamanahkan ke pelosok Dusun paling terjauh yang ada di Desa Watangcani.

Menurut Kadir, untuk menembus Dusun Lurae, butuh perjuangan keras karena akses masuknya yang begitu sulit ketika musim hujan selain jalan yang licin, penuh bebatuan dan tanjakan yang tinggi, juga ada tebing yang rawan longsor. Selain itu, Dusun tersebut juga tidak bisa dilalui dengan kendaraan roda empat kecuali sepeda motor yang sudah dimodifikasi menyerupai motor trail. 

"Sebenarnya jarak yang ditempuh untuk sampai di dusun tersebut dekat karena hanya 7 KM perjalanan. Namun karena sulitnya akses jalan yang harus dilalui maka menyita waktu sekitar 3 jam perjalanan pulang pergi. Terlebih lagi saat tanjakan yang tinggi dan penuh bebatuan, mau tidak mau harus berjalan kaki", ungkapnya. 

Tambahnya, meskipun medan dan jarak yang ditempuh cukup menguras tenaga. Namun, hal tersebut menjadi tantangan dan tidak menyurutkan semangatnya dalam melaksanakan tanggung jawab yang telah diamanahkan.

Usai pengambilan dokumentasi, Kepala KUA Bontocani, Abd. Azis, mengucapkan terima kasih kepada masyarakat, tokoh Agama serta Pemerintah setempat yang telah menyambut kedatangan rombongan KUA Bontocani. 

Azis berharap, setelah dilaksanakan pengambilan foto dokumentasi ini, apa yang diharapkan dapat cepat terealisasikan. (Kadir/Ahdi)


Daerah LAINNYA