Wajo, (Humas Bone) – Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) sedang gencar-gencarnya meningkatkan peran tugas dan fungsi Kantor Urusan Agama (KUA). Dengan program Revitalisasi KUA yang menjadi salah satu program unggulan yang dicetus Menag Yaqut, diharapkan KUA Kecamatan dapat memaksimalkan tugas dan fungsinya sebagai garda terdepan dalam pelayanan umat.
Senin (30/5/2022) Tim Revitalisasi KUA Kecamatan Tanete Riattang didampingi Pegawai Seksi Bimas Islam Kementerian Agama Kabupaten Bone mengikuti Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Revitalisasi KUA, Zona Kabupaten Bone-Soppeng-Wajo atau sering disingkat Bosowa. Kegiatan tersebut dipusatkan di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wajo. Kehadiran Tim Revitalisasi dari 3 KUA Kecamatan disambut dengan hangat oleh Kasi Bimas Islam Kemenag Wajo Subhan.
Hadir sebagai fasilitator LAKPESDAM NU Wilayah Sulawesi Selatan Bachtiar dan utusan Kanwil Kemenag Sulsel Ambo Tuo. Kedua fasilitator menyampaikan materi FGD dengan suasana yang sangat santai. Masing-masing kubu diarahkan untuk membahas program kerja 10 tugas dan fungsi KUA serta kendala yang dihadapi dilapangan dalam penerapannya.
“Bimas Islam sebagai salah satu etalase Kementerian Agama yang punya peran strategis dalam menentukan wajah Kementerian Agama. Dan kalau kita turunkan lagi yang paling tepat adalah KUA. Itulah sebabnya Revitalisasi KUA masuk di dalam program prioritas Kemenag, melalui KMA No. 758 tahun 2021. Salah satu indikator untuk menetapkan layout revitalisasi KUA yang pertama dilihat dari bangunan dan isinya. Jadi yang diusul untuk tahun ini adalah bangunan SBSN. Untuk tahun 2022 ada 23 KUA yang terpilih. Kita merujuk pada Juknis yang telah disusun oleh tim pokja, mengidentifikasi kendala-kendala dari item yang ada di juknis dan didiskusikan bersama,” tutur Ambo Tuo dalam wejangannya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bachtiar “Revitalisasi sebetulnya bukan hal baru yang dibawa masuk ke Kemenag atau KUA. Revitalisasi adalah upaya memaksimalkan pelaksanaan seluruh tugas dan fungsi KUA. Jadi ada 10 tusi KUA yang telah kita ketahui. Kita harus tahu keadaan KUA dan progresnya 3 bulan ke depan, 6 bulan ke depan seperti apa. Tentunya dengan maksimalisasi 10 tusi KUA yang akan kita refleksi,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, setiap Kabupaten diberi kesempatan mempresentasikan hasil rancangan programnya melalui soft file yang dibagikan oleh tim panitia. Dengan sigap, Kepala KUA Tanete Riattang Abd. Wahid Arif memulai sesi presentasi didampingi oleh Fatma Utami Jauharoh selaku tim dari KUA Tanete Riattang. Ia memaparkan program-program yang telah berjalan dan yang sedang dalam tahap perencanaan di KUA Tanete Riattang. Menurutnya penguatan media dan pelayanan berbasis digital menjadi salah satu poin penting dalam program revitalisasi.
Wahid Arif menerangkan “Suatu kebanggan kami bisa bergabung dalam FGD ini. Kami sudah membentuk tim kerja dengan berdasar dari juknis yang berlaku. Alhamdulillah sudah mengisi monitoring evaluasi kerja. Ada beberapa bimtek capacity building terpusat juga telah diwakilkan kepada Pegawai KUA Tanete Riattang. Untuk langkah selanjutnya, tinggal menunggu intruksi dan petunjuk dalam pelaksanaan program revitalisasi di KUA Tanete Riattang,” ungkap KUA Tanete Riattang. (Anty/Ahdi)