Bajeng (Humas Gowa). Bulan Oktober sebagai momen yang identik dengan tragedi percobaan kup oleh PKI dengan mengorbankan putera terbaik bangsa. 5 Oktober 1965 merupakan hari pemakaman para pahlawan revolusi di TMP Kalibata, Jakarta.
Memanfaatkan momentum tersebut, Ustadzah Mantasiah, guru PPKN berinisiatif mengajak para Santri untuk mengkaji sejarah kelam tersebut, apalagi kegiatan tersebut sejalan dengan program kerja pengurus OSPSH (Organisasi Santri Pesantren Sultan Hasanuddin) Bidang Literasi.
Para santri dan santriwati diarahkan untuk membuat mading (majalah dinding) per individu dan perkelas, dengan tema G30S/PKI pada Rabu (5/10/2022). Hal ini berlangsung rutin setiap tahun.
Mantasiah mengatakan, dari peristiwa pemberontakan, pelajaran yang dapat dipetik adalah untuk tidak bersikap egois, main hakim sendiri. "Dapat menjaga emosi, menyelesaikan masalah tidak hanya dengan emosi, berusahalah untuk bersikap optimis dan positif thinking," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Madrasah MTs Sultan Hasanuddin, Al Ustadz Kamarullah, menunjukkan dukungannya terhadap kegiatan ini. Dirinya bahkan berharap bahwa kegiatan tersebut harus berlanjut terus di tahun-tahun berikutnya. "Semoga bisa menginspirasi sekolah lain untuk melakukan hal serupa, sebab sejarah tersebut harus diketahui oleh generasi muda pelanjut masa depan agar tidak terulang di NKRI," tutupnya.
Para santri antusias berkreasi menghias madingnya. Dengan berbagai kertas warna warni ataupun karton dan dipenuhi dengan tulisan-tulisan motivasi, seruan anti PKI dan juga sejarah singkat kejadian G30S PKI.(bah/OH)
Daerah
Kegiatan Ponpes Sulhas Gowa
Hormati Pahlawan Revolusi, Santri MTs Sultan Hasanuddin Kampanye Anti PKI
- Rabu, 5 Oktober 2022 | 10:48 WIB