Makassar, HUMAS KEMENAG - Seiring perkembangan zaman, Pondok Pesantren (Ponpes) bertransformasi menjadi lembaga pendidikan favorit, Tingginya animo masyarakat terhadap Ponpes saat ini, tidak lepas dari terobosan yang dilakukan oleh pengelolah pondok dalam menepis stigma yang dialamatkan sebagai lembaga pendidikan yang kumuh dan tidak sehat.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan H. Aminuddin dalam sambutannya pada acara pembukaan Gerakan Janji Hidup Sehat yang diselenggarakan oleh Ponpes Ummul Muminin yang beralamat di
Jl. KH. Abd. Jabbar Ashiry KM.17 Biringkanaya Makassar, Sabtu 16 November 2024.
"Membandingkan pesantren yang dulu dengan sekarang itu jauh berbeda. Dulu Pesantren identik dengan kumuh, tidak sehat, dan dianggap bengkel untuk membina anak-anak nakal, bahkan menjadi pilihan terakhir jika anak-anak tidak diterima di sekolah umum," ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, penyakit yang lumrah diidap para santri pada waktu itu adalah gatal-gatal, seperti kurap akibat fasiltas MCK yang tidak memadai.
"Saya tahu karena saya juga dulu santri. Kita gatal-gatal bahkan kurapan karena sering gantian celana dengan yang lain pada saat mandi. Itu karena kamar mandinya ada diluar," katanya.
Dengan terbitnya UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, sebut Aminuddin, menjadi rekognisi (pengakuan) Negara sehingga Pesantren mendapat perhatian dari berbagai stakeholder.
"Gerakan janji hidup sehat ini misalnya, adalah bentuk perhatian dan support Dinkes untuk melihat bagaimana generasi kita bisa sehat. Ada juga bantuan PUPR sehigga hampir seluruh Ponpes telah memiliki MCK standar. Ponpes juga mendapat bantuan dari BLK untuk pembekalan keterampilan. Begitu juga dengan bantuan inkubasi bisnis dari Kemenag untuk pemberdayaan ekononi Ponpes," jelasnya.
Ini semua, sambung Aminuddin merupakan bagian dari ikhtiar dalam rangka membangun SDM Pesantren yang sehat dan tangguh, serta berdaya secara ekonomi.
"Mudah-mudahan segera terbentuk Direktorat Jenderal Pesantren sehingga posisinya kuat dari sisi legalitas dan legitimasi dalam menjalankan fungsi pesantren sebagai lembaga pendidikan, lembaga dakwah, dan pemberdayaan masyakarat," pungkasnya.
Acara Gerakan Janji Hidup Sehat ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Sulsel DR. dr. H.M. Ishaq Iskandar mewakili Pj Gubernur. Turut hadir Ketua Badan Pembina Ponpes Putri Ummul Muminin, Direktur Ponpes Putri Ummul Muminin, Direktur Jenewa Madani, Perwakilan Dinas Pendidikan Sulsel, Pokja Tim Penggerak PKK Pemprov Sulsel, dan Pimpinan Wilayah Aisiyah Sulsel.
Juga hadir sercaa daring Direktur Promosi Kesehatan dan Pembangunan Masyarakat pada Kementerian Kesehatan RI, para Kepala Dinas Kesehatan dari 24 Kab./Kota, serta 200an Pimpinan Pondok Pesantre se-Sulsel.
Pada acara yang digelar dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional ke 60 ini, juga dilakukan pemberian tablet tambah darah kepada seluruh santri Ponpes Ummul Muminin.
Adapun bunyi janji hidup sehat yang dibacakan dan ditandatangani oleh perwakilan santri Ummul Muminin sebagai berikut :
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM
JANJI HIDUP SEHAT
Hari ini, Enam Belas November Dua Ribu Dua Puluh Empat, kami Santri Pondok Pesantren se-Sulawesi Selatan, berjanji akan melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat meliputi :
1. Makan makanan bergizi dan minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah terjadinya anemia bagi remaja putri
2. Menjaga kebersihan pribadi dan melakukan aktifitas fisik secara rutin
3. Mewujudkan lingkungan pesantren yang bersih dan sehat
4. Menjadi agen perubahan bagi teman, keluarga, dan orang-orang sekitar untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
Kami berjanji dengan sepenuh hati, semoga kami menjadi beriman, sehat, dan menjadi generasi emas di masa depan... Aamiin yaa Rabbal 'Alamiin. (AB)