Makassar (Humas Kanwil) Pimpinan
Wilayah Pegadaian Makassar Zulfan Adam bersilaturahmi ke ruang kerja Kepala
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan H. Khaeroni. Kepala
Bidang PHU H. Ali Yafid turut mendampingi Kakanwil menerima Pimwil Pegadaian
Makassar yang didampingi oleh Deputi Operasional Wadud Assegaf, Deputi 2
Makassar Martinus, Kepala Departemen Non Gadai Deputi Dua Daswan Asdar, Kabag
Budaya Kerja Ridwan Al Bone dan Kabag Humas A. Irfandy, Selasa (11/01/2022).
Kedatangan pimpinan Pegadaian
untuk memperkenalkan beberapa fitur dan produk Pegadaian yang saat ini makin
berkembang. “Kami ingin mensosialisasikan sekaligus mengubah Âmindset masyarakat bahwa pegadaian itu imagenya cuma untuk memberikan bantuan
dana.†Ungkap Pimpinan Wilayah yang memimpin empat provinsi, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Maluku.
“Saat ini kami memiliki dua jenis
nasabah. Selain nasabah yang membutuhkan dana, kami juga memiliki nasabah yang
kelebihan dana.†ulasnya. Diantara program untuk nasabah yang memiliki
kelebihan dana adalah Arum Haji dan Arum Umrah. Kedua produk tersebut merupakan
produk penyaluran pinjaman untuk perjalanan ibadah Haji dan Umrah dengan
jaminan barang berharga, menggunakan pola angsuran berlandaskan prinsip-prinsip
syariat Islam.
Zulfan Adam mengungkapkan bahwa
produk tersebut untuk para calon jamaah haji dan umrah yang kelebihan dana. Kita
ajak untuk putar dana sehingga dapat membantu menyelesaikan sisa pembayaran
sebelum berangkat.
Selaras dengan itu, Kakanwil
Kemenag Sulsel Khaeroni merespon dengan mengungkapkan bahwa perlunya edukasi
masyarakat. Apalagi motivasi masyarakat untuk melaksanakan ibadah haji maupun
umrah sangat tinggi sehingga dapat mudah tergiur saat lembaga keuangan termasuk
Pegadaian menawarkan fitur dengan istilah-istilah menarik. Sehingga Pegadaian juga
sebaiknya dapat memilah dan memilih nasabah dalam memberikan bantuan masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut,
Khaeroni juga mengingatkan para travel untuk tidak mengekslusifkan diri
sehingga nantinya para jamaah haji terkotak-kotak dengan adanya layanan yang
berbeda. Tambahnya, para travel juga sebaiknya bekerjasama dengan perbankan yang
memiliki reputasi yang baik terutama BUMN seperti Pegadaian sehingga kalau ada
masalah dapat diselesaikan oleh pemerintah.
Kabid PHU, H. Ali Yafid
menambahkan bahwa pada dasarnya Kementerian Agama tidak tahu sumber dana para
jamaah calon haji dan tidak punya hak untuk melakukan verikasi. Ali Yafid juga
mengingatkan adanya KMA 13 tahun 2021 tentang dana talangan. Dimana katanya membantu
jamaah meringankan, malah menjadi beban karena pada saat pelunasan para jamaah
tidak bisa membayar.
“Biasanya permasalahan muncul
kalau nasabah tidak mampu membayar, tetapi selama tidak merugikan jamaah hal
tersebut sah sah saja†ulasnya. Silahkan komunikasi langsung dengan Kakan
Kemenag kabupaten Kota karena merekalah yang punya jamaah, tambahnya.
Selain itu, pada kesempatan
tersebut Zulfan juga memohon support kepada Kakanwil untuk mengajak pegawai
Kementerian Agama khususnya para Penyuluh Kementerian Agama yang ada di
Sulawesi Selatan untuk menjadi mitra dakwah Pegadaian. â€Penyuluh Agama di
Kemenag Prov. Sulawesi Selatan dapat membantu memperkenalkan produk-produk
pegadaian dari simpanan emas, program umrah dan haji dan beberapa yang
berhubungan dengan produk keagamaan.†Jelasnya.
Dengan adanya Mitra Dakwah Kementerian Agama, Kami ingin
mengundang para penyuluh bertemu di kantor pusat untuk dapat lebih mengetahui
peran mitra dakwah di masyarakat. “Kami punya misi di Makassar itu adalah
mengajak semua masyarakat untuk berinvestasi daripada menyimpan dana di bank
konvensional tanpa adanya jaminan.†Lugas Pimwil Pegadaian.
Khaeroni menyambut baik dengan mengarahkan pihak pegadaian untuk dapat berkomunikasi dengan Ketua Pokjaluh Sulawesi Selatan sehingga pertemuan itu dapat segera terlaksana. “Silakan sosialisasi di masyarakat yang ada di kabupaten kota. Pada intinya kami mendukung semua yang dapat memudahkan layanan kepada masyarakat.†Tegasnya. (riz)