Buka Sosialisasi Moderasi Beragama di FKUB Bulukumba, Khaeroni; Toleransi itu harus dibangun dari anak-anak

Bulukumba (Inmas Kanwil) - Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) kabupaten Bulukumba mengundang Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan Khaeroni untuk membuka Sosialisasi Penguatan Moderasi Umat Beragama kabupaten Bulukumba yang dilaksanakan di Aula Bappelitbangda Bulukumba, Rabu (01/06/2022) 

Ketua panitia sekaligus Ketua MUI Bulukumba Tjamiruddin mengungkapkan bahwa FKUB melaksanakan Sosialisasi Moderasi Umat Beragama pada tiga level masyarakat dan pada tiga titik pelaksanaan. Di aula ini merupakan titik pertama yang dihadiri oleh ASN, nonASN dan Umum. Kelompok mahasiswa, para pelajar juga dilaksanakan pada hari yang sama tetapi di lokasi yang berbeda 

Kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten Bulukumba Muhamad Yunus yang mendampingi Kakanwil mengungkapkan bahwa anggaran Moderasi Beragam di Bulukumba terbilang cukup tinggi dibandingkan dengan Kabupaten Kota yang lain. Hal ini membuktikan bahwa Moderasi Beragama di Bulukumba harus menjadi prioritas terlebih ini merupakan prioritas Gus Menteri.

“Pelaksanaan Sosialisasi Moderasi Beragama untuk pertama kalinya kami undang ASN kita karen banyak ASN yang kurang paham dengan Moderasi Beragama. Makanya kami undang perwakilan madrasah, seksi, agama.” tuturnya 

Sebelum membuka sosialisasi, Khaeroni mengungkapkan bahwa Indeks Kerukunan Umat beragama perlu ditingkatkan. “Indeks Kerukunan di Sulawesi Selatan saat ini cukup baik dari indeks nasional tetapi tetap perlu ditingkatkan. Penilaian Kerukunan Umat Beragama dapat dinilai dengan titik tolak pada tiga dimensi, Toleransi, Kesetaraan dan Kerja Sama.” ulasnya

Dihadapan peserta, H. Kharoni mengungkapkan data tentang moderasi beragama. “Dimensi pertama yaitu Toleransi. Sebanyak 36% masyarakat Indonesian keberatan jika penganut agama lain membangunan rumah ibadah disekitarnya. 25% masyarakat Indonesia yang enggan bertetangga dengan orang yang berbeda keyakinan. Adapun 29% orang tua tidak mengizinkan anaknya bermain dengan anak yang berbeda agama.” Ungkapnya.

Secara keseluruhan 68,72% dan untuk Sulawesi Selatan kita masih diatas rata-rata nasional yaitu 73,6%. Tetapi jangan lupa, dari 34 provinsi kita masih berada diurutan 14. Ini masih perlu kita tingkatkan

Dimensi kedua Kesetaraan, 23% mayarakat Indonesia menolak diberi hak yang sama dalam menjalankan agama. 35% tidak setuju bila orang beda agama jadi pemimpin dengan dirinya. Secara nasional nilainya 75% dan untuk Sulawesi Selatan dibawah 74,6% dengan berada di peringkat 20 dari 34 provinsi. “Dari tiga Indikator, ini rangking paling rendah di Sulawesi Selatan.

Dimensi Kerjasama yang merupakan Indikator terakhir Moderasi Beragama dimana 29,5% masyarakat cenderung untuk tidak terlibat dalam usaha yang dikelolah oleh penganut usaha lain. 29% enggan berkunjung ke rumah ibadah penganut agama lain dan enggan bergabung komunitas yang sama, 25% Masyarakat enggan melakukan gotong royong dengan umat agama lain. Sulawesi Selatan berada pada peringkat 16 dengan 74,42% dari 73% index nasional

Toleransi harus dibangun dari anak-anak sehingga dewasa nanti seperti kita saat ini bisa menjadi lebih moderat. “Ajarkan anak-anak kita berkomunikasi bermain bersama dengan sesamanya anak-anak” ucapnya. Sehingga nantinya suatu saat jika ada pertikaian dan pertentangan minimal ada yang mencegah karena mereka kawan saya waktu kecil.

“Mari kita beranjang sana sesama umat beragama dan antar umat beragama. Umat islam beranjang sana ke agama lai begitu juga sebaliknya. seperti juga dengan sesama umat beragama. teman NU ke Muhammadiyah, Muhammadiyah ke NU. FKUB Bisa menjadi pelopor kegiatan ini” ungkapnya.

 


Wilayah LAINNYA