Makassar, HUMAS KEMENAG – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan, H. Muh. Tonang resmi menutup rangkaian pelatihan blended learning di Balai Diklat Keagamaan (BDK) Makassar, Rabu, 9 Oktober 2024.
Pelatihan yang berlangsung sejak 2 Oktober 2024 ini melibatkan 180 peserta dari berbagai Satuan Kerja di lingkungan Kementerian Agama. Peserta terdiri dari ASN dan Non-ASN, dengan 90 orang mengikuti kelas tatap muka (in-class) dan 90 lainnya secara daring.
Kegiatan ini mencakup beberapa topik penting, termasuk teknis penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP), teknis pelayanan publik bagi staf Kantor Urusan Agama (KUA), pelatihan kehumasaan, manajemen pembelajaran madrasah diniyah, serta manajemen ekstrakurikuler untuk wilayah kerja BDK Makassar.
Kepala BDK Makassar, Milawati, dalam laporannya menyampaikan bahwa evaluasi penyelenggaraan pelatihan meliputi tiga aspek utama: disiplin, kerja sama, dan prakarsa. Selain itu, para widyaiswara juga melakukan penilaian terhadap enam aspek peserta, yaitu keaktifan, kedisiplinan, kerapihan, kesopanan, kreativitas, dan kerja sama.
“Evaluasi pembelajaran dilakukan melalui pre-test di awal pelatihan dan post-test di hari terakhir untuk mengukur capaian hasil belajar peserta. Peserta yang dinyatakan lulus berhak mendapatkan sertifikat kompetensi yang ditandatangani oleh Kepala Balai Diklat,” tambah Milawati.
Sementara H. Muh. Tonang dalam sambutannya menegaskan pentingnya peningkatan kompetensi ASN Kemenag di bidang pelayanan publik. Ia juga menyampaikan apresiasinya atas penghargaan yang diterima Kementerian Agama terkait inovasi pelayanan publik dan digitalisasi layanan.
“Kemenag telah memprogramkan tujuh program prioritas, termasuk digitalisasi layanan yang mengakomodasi seluruh pelayanan di Kemenag. Pelatihan blended learning ini adalah salah satu bentuk pemanfaatan teknologi digital untuk memperluas wawasan kita,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya penguatan moderasi beragama dalam membangun ekosistem yang mengedepankan toleransi dan harmoni dalam praktik keagamaan sehari-hari.
“Pelatihan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi peserta, tetapi juga bagi masyarakat melalui peningkatan kualitas pelayanan,” tandasnya.
Hamidah, salah satu peserta guru Madrasah Ibtidaiyah dari Kabupaten Maros menyampaikan kesan positifnya terhadap pelatihan di BDK ini.
“Pelatihan ini menjadi proses transformasi ilmu dengan dukungan narasumber, widyaiswara, dan fasilitator yang berpengalaman. Pengalaman ini memperkaya wawasan kami sebagai peserta,” tuturnya.
Dengan berakhirnya pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat mengimplementasikan ilmu yang didapat untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Kementerian Agama, terutama dalam bidang pendidikan dan keagamaan.