Dihadapan Pemuda Buddhis, Anwar Abubakar Ingatkan Falsafah Sipakalebbi

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Makassar, HUMAS SULSEL - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Sulawesi Selatan H.Anwar Abubakar hadir sebagai pemateri pada kegiatan Pembinaan Karakter Pemuda Buddhis yang digelar di Travellers Hotel Phinisi Makasar, Sabtu 11 September 2020.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Bimas Buddha Kanwil Kemenag Sulsel ini diikuti oleh 55 peserta yang merupakan perwakilan organisasi Buddhis se Kota Makassar.



Bertindak selaku narasumber pada kegiatan ini, yakni Kakanwil Kemenag Sulsel, H.Anwar Abubakar dengan judul materi Pentingnya Wawasan Kebangsaan Bagi Pemuda Buddhis, dan Pandhit Amanvijaya, S.Ag, MM, M.Pd.B mengulas tentang Pemuda Berkarakter Buddhis Ciptakan Generasi Emas, serta Bikkhu Silayatano yang membekali peserta dengan materi Peningkatan Saddha/Keyakinan Pemuda Merupakan Upaya Pembentukan Karakter Generasi Buddha.

Anwar Abubakar dalam pemaparan materinya menekankan pentingnya pemahaman wawasan kebangsaan dalam kondisi bernegara seperti sekarang ini.

Dulu, kata Anawar Abubakar, ada pelajaran PSPB dan PMP, dimana siswa diajarkan tentang wawasan kebangsaan dan Pendidikan Moral Pancasila.



"Karena pelajaran ini secara spesifik tidak ada lagi maka saya harap wawasan kebangsaan diintegrasikan dalam penyajian pelajaran dan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan", imbuhnya.

Dihadapan pemuda buddhis, Anwar Abubakar mengingatkan untuk memahami makna wawasan kebangsaan dan wawasan beragama serta arti moderasi beragama.

"Cara pandang semua agama itu seperti piramid. Kita berasal dari latar belakang agama yang berbeda-beda tapi tujuannya tetap satu. Oleh karena itu jangan kita menjadikan agama untuk memperlebar jurang perbedaan dan alat pemecah ummat, tapi bagaiman kita saling menghargai dan saling menghormati", jelas Anwar Abubakar.


Lebih lanjut ia mengimbau untuk mengintegrasikan kearifan lokal (lokal wisdom) kedalam materi pengajaran pada lembaga-lembaga pendidikan.

"Sipakalebbi, adalah salah satu filosofi atau falsafah kearifan lokal Bugis Makassar yang sangat berkaitan dengan pembinaan karakter, yaitu tentang bagaiman kita menghargai dan menghormati orang lain", ungkapnya.

Untuk itu, kata Anwar Abubakar, perlunya mengadopsi kearifan lokal yang mencerminkan sikap saling menghargai, agar tidak terjadi pergeseran nilai, pergeseran karakter dan pergeseran etika pada generasi muda bangsa Indonesia.

"Inilah bedanya anak-anak yang lahir dijaman kolonial dibanding yg lahir dijalan millenial. Anak-anak di jaman dulu itu sangat sopan dan santun", ujarnya berseleroh.



Diakhir materinya, Kakanwil kelahiran 7 Agustus 1973 ini meminta secara khusus kepada Pembimas Buddha untuk meningkatkan pembinaan pembaca kitab suci agar dapat berprestasi di tingkat nasional.

"Nanti beritahu saya untuk mendampingi jika ada utusan Sulsel pada lomba baca kitab suci pada tingkat nasional", pintanya.

Pembimas Buddha, Pandhit Amanvijaya menginformasikan bahwa kegiatan Pembinaan Karakter Pemuda Buddhis ini adalah kegiatan perdana yang dilaksanakan oleh Bimas Buddha Kanwil Kemenag Sulsel selama pandemi Covid 19.

Adapun maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah sebagai program pembinaan pemuda Buddhis yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan wawasan pemuda pada bangsa dan negara Indonesia, meningkatkan karakter pemuda Buddhis yang sesuai dengan Dhamma, dan untuk meningkatkan sadha/keyakinan pemuda Buddhis terhadap ajaran Sang Buddha.(AB)


Wilayah LAINNYA