"PPIH kewalahan, Masyarakat Sekitar Justru Senang"
Makassar, (Inmas Sulsel) - Petugas Dan Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji Embarkasi Debarkasi Haji Sudiang Makassar kembali dibuat repot dan kewalahan menghadapi puluhan ribu pengunjung yang merupakan keluarga dari calon jemaah haji yang akan berangkat dari kabupaten Jeneponto yang tahun ini tergabung di Kloter 30 bersama JCH dari Kab. Pangkep.
Stigma atau pesan adat yang dipegang oleh sebagian besar warga masyarakat Di Jeneponto dimana "Katanya" kalau sudah sekian kali mengantar calon jemaah haji , maka selanjutnya sang pengantar sudah bisa ikut menunaikan ibadah haji. Atau sebagian juga beranggapan bahwa mengantar dan menjemput calon jemaah haji itu Mabbarakka (banyak berkahnya).
Hal tersebut lah kemudian yang membuat masyarakat Jeneponto sangat antusias untuk mengikuti anggota keluarganya yang akan berangkat ke tanah suci. Gairah atau semangat para pengantar ini sungguh sangat besar karena mereka baru akan beranjak pulang kalau pesawat yang mengangkut CJH sudah terbang dan hilang dari pandangan mata, sehingga hal ini membuat warga masyarakat yang tinggal sekitar Asrama Haji "panen besar".
Disamping karena para pengunjung kloter Jeneponto ini mendatangkan berkah dari dagangan yang laku keras, juga kediaman atau bagian dari rumah rumah penduduk juga disewakan kepada para keluarga pengunjung yang angkanya sangat fantastis dari 500 ribu perhari sampai 1 juta lebih.
Pemandangan serupa terus berulang dari tahun ke tahun, boleh dikatakan Inilah Kloter yang paling ditunggu tunggu kedatangannya oleh masyarakat yang tinggal di sekitar Asrama Haji Sudiang Makassar. Maka berubahlah lokasi tinggal masyarakat di luar asrama haji menjadi pasar malam dadakan, hal ini juga memicu kemacetan parah di jalan poros ke asrama haji.
Menurut Kakanwil Kemenag Prov Sulsel yang juga ketua PPIH Embarkasi Debarkasi Haji Makassar H. Abd. Wahid Thahir yang juga sempat terjebak lama ditengah kemacetan menuju asrama haji bahwa, Antusiasme masyarakat Kabupaten Jeneponto dikenal sangat besar dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Sulsel, karena meskipun sudah dianjurkan oleh pemerintahnya dan panitia haji di daerah supaya pengantar hanya sampai di pelepasan tingkat kabupaten, akan tetapi stigma budaya berupa Barakka' mengantar CHJ masih lebih besar bahkan mengalahkan anjuran pemerintahnya sendiri.
Hal ini tidak bisa juga dilarang atau dilawan, hanya memang di PPIH Embarkasi Debarkasi Haji Sudiang Makassar sudah memiliki aturan bahwa pengunjung tidak diperbolehkan masuk ke dalam lokasi asrama haji utamanya di wisma tempat JCH ditempatkan.
Bukan berarti membatasi, akan tetapi, PPIH dalam hal ini tujuannya baik yaitu memberikan kesempatan kepada JCH untuk memanfaatkan waktu istirahat dan manasik sebaik baiknya selama di asrama haji, agar kondisi JCH kita bisa Fit Dan prima saat akan diterbangkan ke tanah suci yang lamanya kurang lebih 10 jam, jelas Kakanwil.
Dengan menyemutnya keluarga CJH di sekitar lokasi asrama haji, maka panitia haji khususnya petugas keamanan baik internal maupun dari aparat kepolisian dan TNI diharapkan bisa lebih meningkatkan frekuensi pengamannya, tentunya dengan cara persuasif, begitupun juga sekaligus menghimbau kepada mereka para pengunjung agar bisa memahami aturan yang sudah ditetapkan, ini semua demi kenyamanan beribadah calon jemaah haji kita, tambahnya lagi.
Jemaah Kloter 30 ini rencananya akan diberangkatkan esok hari (Selasa, 22 Agustus 2017) pukul 17.00 Wita dari bandara internasional Sultan Hasanuddin Makassar langsung menuju Bandara King Abdul Aziz Jeddah. (Wrd/arf)