Ka.Kankemenag Kota Makassar Hadiri Musrennas 2018 di Bogor

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Bogor, (Humas Makassar) - Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Makassar Bapak Muhammad Nurhalik, S.Sos. selama tiga hari mengikuti kegiatan Musyawarah Perencanaan Nasional Kementerian Agama Tahun 2018 di Hotel Bogor Green Forest,  Bogor 13-15 Maret 2018.

Ditemui di sela-sela kesibukannya menyiapkan resepsi pernikahan kedua putranya, Jum'at, (16/03/2018) Nurhalik demikian akrab disebut mengemukakan bahwa sebuah kebanggaan Kementerian Agama Kota Makassar diberi amanah oleh Bapak Kepala Kanwil Kemenag Sulsel untuk menghadiri kegiatan Musyawarah Perencanaan Nasional Kementerian Agama. "Khusus Sulawesi Selatan yang hadir di sana itu Kepala KanKemenag Kab. Jeneponto dan Kepala KanKemenag Kota Makassar."

"Saya ingin menyampaikan amanah dari Menteri Agama, Beliau berpesan kepada seluruh Satuan Kerja (Satker) Kementerian Agama agar menggunakan kata ROKOK. Saya sempat berpikir kenapa pak Menteri menyuruh kita merokok", ucapnya. Nurhalik pun menjelaskan bahwa ROKOK tersebut adalah singkatan dari Rencanakan, Organisasikan, Komunikasikan, Optimalkan dan Kendalikan.

Rencanakan, dimaksudkan agar seluruh pegawai kementerian Agama sebelum melaksanakan pekerjaan harus diawali dengan perencanaan yang matang. Perencanaan yang dilaksanakan itu harus tujuannya untuk kesejahteraan rakyat, atau husus untuk kepentingan rakyat. "Kementerian agama kan kita melayani umat, jadi seluruh apa yang kita rencanaan harus berorientasi kepada pelayanan umat. Kepentingan umat beragama. Makanya kita punya semboyan: tebarkan kedamaian  dengan perencanaan yang ada dengan anggaran yang ada untuk menciptakan kedamaian", jelasnya lebih detail.

"Organisasikan, maksud pak menteri adalah agar apa yang telah direncanakan untuk selanjutnya diorganisasikan atau dipeta-petakan, misalnya antara pekerjaan utama, penunjang, dan mana yang sifatnya mendesak. Komunikasikan, ini dimaksudkan agar apa yang direncanakan dan diorganisaikan senantiasa dilakukan komunikasi yang baik dengan atasan langsung maupun lintas sektoral. Komunikasi di sini bisa juga bermakna sebagai administrasi yang lengkap, sehingga seluruh pekerjaan itu secara administratif lengkap." kata Nurhalik. Komunikasi yang baik juga akan menciptakan sinergitas yang mantap dan ini akan membuahkan kinerja yang mantap.

Kemudian Optimalkan, diupayakan agar apa yang telah direncanakan, diorganisasikan dan dikomunikasikan untuk dilaksanakan secara optimal sehingga diharapkan pekerjaan memperoleh hasil yang maksimal dan memuaskan khususnya dalam pelayanan kepada masyarakat. Jadi, menurut Bapak Menteri bahwa pimpinan satker harus selalu berpikiran positif bahwa seluruh anggaran yang sudah diberikan oleh pemerintah kepada Kementerian Agama itu harus dioptimalkan semaksimal mungkin. Jangan lagi membiasakan bahwa "ah kita pakai untuk ini sajalah" tapi memang harus dilakukan sesuai peruntukannya. Misalnya saja kalau anggaran untuk Sekjen maka untuk sekjen, kalau untuk Bimas Islam maka itu untuk Bimas Islam, demikian pula anggaran untuk KUA maka itu untuk KUA. Apalagi sekarang ini pemerintah sudah terpusat SBSN pembangunan KUA secara optimal, pembangunan sarana prasarana termasuk pelayanan haji terpadu.

Terakhir kata Kendalikan, ini mengandung arti bahwa seluruh kegiatan atau pekerjaan yang telah dilaksanakan secara optimal maka perlu dilakukan evaluasi untuk selanjutnya dilakukan pengendalian terhadap apa yang tidak diharapkan. Jadi, seluruh pekerjaan baik itu sebagai satker, ketua, dan atau sebagai KPA, harus mampu mengendalikan seluruh apa yang telah direncanakan itu. (Syh/Riz/Arf)

 


Wilayah LAINNYA