Khaeroni ‘Dinikahkan' KUA Masale, KUA Harus Punya Karakter dan Manajemen

Enrekang (Inmas Kanwil) – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan Khaeroni ‘dinikahkan’ oleh Kepala KUA Masale Tirmidzi disaksikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Enrekang Irman dan Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Enrekang Syawal di Aula Kantor Kemenag Enrekang.

Prosesi perkawinan tersebut merupakan simulasi pernikahan yang dilaksanakan di depan seluruh Penghulu dan Penyuluh ke kabupaten Enrekang dimana Kakanwil menjadi calon pengantin dalam kegiatan Capacity Building Revitalisasi KUA yang diselenggarakan oleh Seksi Bimas Islam Kemenag Enrekang, Rabu (08/06/2022)

Dalam simulasi pernikahan, Penghulu dengan sabar membimbing Khaeroni menuntun mengucapkan akad nikah karena Khaeroni seolah-olah kurang paham sehingga para peserta capacity building pun tertawa melihat proses pernikahan tersebut. Kata ‘Sah’ dari para saksi dan para peserta bergema seteah penghulu berhasil membimbing calon pengantin.

Setelah prosesi Ijab kabul, Fatmah Penyuluh Agama Islam ditunjuk oleh Kakan Kemenag Enrekang untuk memberikan Tausyiah. Dalam kesempatan tersebut Tausyiah tiga menit dipaparkan oleh Fatmah tentang prinsip pernikahan

Usai simulasi, Khaeroni mengingatkan bahwa pada saat detik sakral, mulai dari khutbah nikah sampai pada akad nikah diusahakan membuat situasi tersebut sangat sakral agar ada rasa tanggung jawab pengantin terhadap peristiwa nikah dan mempertahankan pernikahan.

“Poin kedua, perkuat karekter vokal serta tajwid pada waktu akad nikah. Kebetulan Penghulu tadi punya keduanya tetapi ada juga yang tidak, jadi saya harapkan bisa dilatih terus menerus” Ungkapnya.

Selain perpektif individu, Kakanwil juga mengurainya dari segi manajemen. “Kepala KUA sebagai pimpinan tertinggi di KUA harus bisa menampilkan performan yang bisa memberikan bimbingan dan arahan kepada anak buah. Anak buah juga harus tahu karakter pimpinan.” Tambahnya.

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di KUA menjadi perhatian Kakanwil. “Apakah Pelayan PTSP sudah cocok peruntukannya?. Kalau bapak datang mengurus, datang ke PTSP, nunggunya disitu, dan menerima hasilnya juga disitu, tetapi kalau datang dan diarahakn ke ruangan kasi berarti itu namanya banyak pintu.” Ulasnya.  

Khaeroni juga mengingatkan bahwa Revitalisasi KUA itu juga memberikan informasi lengkap tentang petunjuk arah setiap tempat yang ada di Kantor KUA. “Informasi tempat setiap ruang yang ada di kantor itu perlu dicermati sehingga Masyarakat tidak perlu lagi bertanya Security atau bagian PTSP’. Tegasnya.

Hal ketiga yang diingatkan adalah dokumentasi setiap kegiatan yang dilakukan setiap pegawai. Hal tersebut juga menunjang kantor menjadi Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK).

KUA bukan hanya tempat layanan penikahan, tetapi juga sebagai wakil Menteri Agama di Kecamatan sehingga bisa memberikan layanan pendidikan, kerukunan umat beragama. Pembangunan keagamaan, masjid, pendidikan harus ada di tingkat kecamatan.

Revitalisasi KUA juga menyangkut layanan pernikahan semua agama. Belum ada yang melaksanakan ini saya harap KUA di Enrekang bisa memulai. Kita kerjasama dengan catatan sipil untuk memberikan fasilitas layanan pencatatan pernikahan.

KUA juga harus menjadi sentra komunikasi bagi pendidik, anak didik, penghulu, penyuluh di tingkat kecamatan. Semua informasi dan layanan tersebut merupakan revitalisasi KUA.

Kakanwil mengharapkan kemampuan para staf selalu diuprade. Tingkatkan kemampuan secara pribadi. Pelajari apa yang  tidak dimiliki oleh staf yang lain sehingga kita bisa berbeda dan lebih dari staf yang lainnya.


Wilayah LAINNYA