Makassar (Humas Kanwil) Direktur
Pendidikan Tinggi IPTEK dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Amich Alhumami
berkunjung di Madrasah Digital Berbasis Riset, MtsN 1 Makassar, dan diterima
langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Prov. Sulawesi Selatan Khaeroni
yang didampingi Kabid Pendidikan Madrasah Rappe, Kepala Kantor Kementerian
Agama Kota Makassar M. Arsyad Ambo Tuo dan Kepala MTsN 1 Makassar Zulfikah,
Rabu (12/01/2021)
Dalam Kunjungannya, Amich
Alhumami ingin melihat bangunan SBSN berupa Asrama yang telah berdiri megah di
depan pintu gerbang MTsN 1 Makassar dan juga mendengar langsung pemaparan Kepala
Madrasah tentang Madrasah Digital Berbasis Riset yang telah digaungkan.
Khaeroni memulai sambutannya
dengan mengungkapkan madrasah kurang berkembang karena dampak dari selama 4
periode mulai dari masa orde baru sampai sekarang, tetapi saat ini sudah lebih
diperhatikan. “Sulawesi Selatan sudah dua tahun tidak mendapatkan SBSN Madrasah
karena imbas dari pembangunan yang mangkrak, tetapi semoga tidak menghalangi
madrasah yang lain untuk mendapatkan SBSN. semoga tahun depan sudah bisa
dapat.†pintanya dihadapan Direktur yang merupakan mitra lama Khaeroni sejak
tahun 2000.
Kepala MTsN 1 Makassar Zulfikah
memaparkan MTsN 1 Makassar sebagai Madrasah Digital berbasis riset dengan
menggambarkan kondisi real madrasah, statistik siswa, guru dan staf, system
Pembelajaran Digital, Kantin Digital, Literasi Digital, dan Perpustakaan
Digital. Tambahnya, Zulfikah juga menjelaskan peran komite MTsN 1 Makassar
terhadap pengembangan madrasah mulai dari pembangunan masjid dan pagar madrasah
yang merupakan murni dari bantuan Komite.
“Master Plan MTsN saat ini adalah membangun Menara Kembar yang menjadi ruang belajar, setelah satu Menara telah berdiri kokoh dari SBSN.†Harapnya. Nantinya Gedung kembar itu menjadi ikon MTsN 1 Makassar dan kebanggan madrasah karena ditunjang lokasi madrasah yang berada di pusat kota Makassar.
Usai mendengar pemaparan Kepala
Madrasah, Amich Alhumami mengungkapkan bahwa yang sangat penting saat ini adalah
menyiapkan generasi yang unggul sehingga harus memperhatikan prasarana.
“Pendidikan madrasah memang agak telat diperhatikan. Saat ini kami secara
perlahan mengalokasikan pendanaan untuk madrasah dan perguruan tinggi Islam. Kami
usahakan yang pertama itu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta†ungkapnya.
Setelah Universitas Islam makin
kokoh dan bangga dengan layak secara fasilitas, kami pindah konsentrasi ke
pembangunan madrasah dan itu kita mulai dari tahun 2016. Karena ini dana
publik, kami punya tanggung jawad moral untuk meningkatkan mutu madrasah.
Amich Alhumami juga menambahkan bahwa usulan untuk pembangunan SBSN yang utama adalah sarana pembelajaran yaitu sarana pembelajaran dan laboratorium kemudian asrama. Tetapi, kebanyakan madrasah lebih dulu mengusulkan asrama jadi kami pasti akan memilih madrasah yang memang membutuhkan ruang belajar. “Madrasah tidak dituntut seperti pesantren†pangkasnya.
Mengakhiri Kunjungannya, Amich Alhumami juga melihat Asrama MAN 2 Makassar yang hampir bersamaan mendapatkan bantuan pembangunan asrama SBSN. (riz)