Kakanwil Kemenag Sulsel Sebut Kerukunan Inter Umat Beragama Mengkhawatirkan

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Makassar, HUMAS SULSEL ~ Pernyataan ini diungkapkan Kepala Kanwil Kementerian Agama Prov. Sulawesi Selatan, Khaeroni di hadapan 50 peserta dari 24 kabupaten / kota se Sulawesi Selatan yang mengikuti dialog tokoh pemuda lintas agama yang digelar oleh Subbagian Ortala dan KUB Kanwil Kemenag Sulsel.

Khaeroni yang didaulat membuka kegiatan ini menyampaikan bahwa dengan mencermati situasi psikologis maupun sosiologis akhir-akhir ini, secara faktual kehidupan beragama di indonesia mengalami dinamika yang luar biasa dan jika dinamika ini tidak dimanage (dikelola) dengan baik akan berdampak pada hal-hal yang negatif.

Olehnya itu, kata Khaeroni, kegiatan dialog seperti ini akan menjadi momentum yang baik untuk saling bertukar pikiran serta saling berkomunikasi satu sama lain guna mendiskusikan hubungan antar umat beragama.

"Sekarang ini kerukunan antar umat beragama relatif baik, begitupun konflik antar penganut umat beragama relatif bisa dikendalikan melalui pendekatan dialog. Justru yang mengkhawatirkan adalah kerukunan inter umat beragama. Ini yang perlu dicermati bersama dan ditindaklanjuti dengan dialog inter umat beragama", sebut Khaeroni di Hotel Pesona Makassar, Senin 14 Juni 2021.

Lebih lanjut dirinya mengimbau kepada peserta dialog untuk tidak mencampuri urusan rumah tangga agama lain dan berupaya menghindari berbicara dan terlibat politk praktis dengan membawa-bawa agama.

"Agama juga pecah dalam berbagai aliran justru karena politik, yaitu dengan membawa pandangan masing-masing yang mengerucut pada perbedaan yang tidak bisa lagi disatukan karena masing-masing pihak mencari-cari nas sebagai pembenaran agar bisa berdiri sendiri", urainya.

Kakanwil dengan latar belakang disiplin ilmu perbadingan agama ini menambahkan bahwa Indonesia patut bersyukur karena kondisinya tidak seperti negara-negara di Timur Tengah pada umumnya. "Karena kita masih dipengaruhi kearifan lokal. Kearifan inilah yang turut andil mempertautkan dan mepersatukan indonesia", ujarnya.

"Tokoh agama patut memperhatikan dan mempertahankan kearifan lokal sepanjang itu tidak bertentangan dengan ideologi dan teologi masing-masing", tutupnya.

Sebelumnya, Kepala Subbagian Ortala dan KUB, Hasbullah Muntu dalam laporannya menyampaikan tujuan digelarnya kegiatan dialog ini yaitu untuk membangun harmonisasi antar umat beragama melalui dialog dan silaturrahmi para tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh wanita lintas agama, sehingga masyarakat yang rukun, damai dan tenteram dapat terwujud.

Adapun pemateri yang dihadirkan pada kegiatan yang akan berlangsung hingga Rabu 16 Juni 2021 ini, diantaranya Kapolda Sulawesi Selatan, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Teroris (FKPT) Sulsel, Ketua PWGIB Sulselbara dan Ketua PW Gerakan Pemuda Ansor Sulawesi Selatan. (AB)


Wilayah LAINNYA