2 Topik Menjadi Sasaran Program FKUB

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Pangkajene (Inmas Sidrap) - Rapat Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kab. Sidrap, Masa kepengurusan tahun 2019-2022, tanggal 21 Mei 2019 di ruang rapat wakil Bupati Sidrap. Rapat di pimpin oleh Wakil Bupati Sidrap, Bapak H. Mahmud Yusuf.

Dua topik besar yg menjadi pembahasan adalah isu-isu yang terkait dengan internal dan antar umat beragama. FKUB konsen pada isu-isu yg terkait dengan antar umat beragama namun hulu dari toleransi / kerukunan antar umat beragama berada pada stabilitas internal umat beragama. Olehnya, isu yg terkait pada keduanya harus menjadi perhatian bersama secara in line. Penguatan pada hulu (harmonisasi sesama umat beragama) akan membantu pengurangan bahkan hilangnya risiko disintegrasi sosial.

Sasaran program ke depan akan diarahkan pada dua hal besar tersebut yakni penguatan pada internal umat beragama dan antar umat beragama. 2 Hal tersebut adalah pertama Ä°nternal umat beragama: Hal yang dibutuhkan adalah usaha melalukan manajemen Rumah Ä°badah. Isu penting yang harusnya menjadi konsen yakni pembinaan pengurus rumah ibadah pada dua sub isu yaitu pengaturan penggunaan speaker dan izin pendirian rumah ibadah. Hal yang bisa dilakukan adalah pembinaan melalui dialog (rapat) kepada pengurus dan edaran aturan terkait.

Yang kedua adalah Antar umat beragama: Kab. Sidrap menurut data kuantitas dan kualitas memiliki tingkat kerukunan antar umat beragama yang baik pada tingkat tokoh agama. Hal ini penting untuk terus dijaga dan didorong sampai pada generasi muda. Olehnya, dibutuhkan program pembinaan bagi generasi muda. Hal yang bisa dilakukan adalah penguatan pengetahuan keagamaan terkait dengan kerukunan atau toleransi (Gen-peace/generasi perdamaian), bahkan bila memungkinkan pembinaan bukan hanya dimensi agama (toleransi), namun juga kewirausahaan.

Selain itu, potret-potret kerukunan di tengah masyarakat perlu untuk dimunculkan di media (sosial) agar bisa menjadi pembelajaran di daerah lainnya dan sebagai usaha mengimbangi berita hoax terutama di media sosial. Alternatif kegiatan yang bisa dilaksanakan adalah pelatihan menjadi generasi perdamaian (gen-peace) kepada generasa muda. Secara kognitif, generasa muda paham pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama sehingga terbangun kepekaan (afektif) untuk saling menjaga dan pada akhirnya generasi muda mampu membuat produk yang bisa dipublish baik secara visual maupun audio visual (psikomotorik), jelas Adnan A. Saleh salah satu anggota FKUB.(humsid/wrd)


Daerah LAINNYA