Galung Beru, (Humas Bulukumba) – Takziyah ditujukan untuk menghibur dan meringankan beban kesedihan atas meninggalnya orang-orang yang dicintai. Dengan kata lain, takziyah adalah obat mujarab untuk menghibur keluarga yang sedang dilanda kedukaan dan kesedihan.
Ahad (21/08/2022) malam, Pengasuh Ponpes As’adiyah Galung Beru Bulukumba didaulat sebagai pembawa takziyah malam kedua atas berpulangnya ke Rahmatullah Almarhumah Hj. Isa, di Desa Anrihua Kindang.
Dengan mengangkat tema tentang proses perjalanan kematian, beliau dalam ceramah takziyahnya berpesan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan melewati fase yang namanya kematian
“Saat nyawa dicabut, napas kita tersengal, mulut terkunci, anggota badan kita tanpa daya dan pintu taubat pun tertutup. Pada saat itu tak ada yang bisa menghindarkan kita dari sakaratul maut,” paparnya.
Lebih lanjutnya beliau mengingatkan, selalu mengingat kematian memang sesuatu yang seharusnya kita lakukan karena dengan mengingat kematian manusia enggan untuk melakukan kemaksiatan dan perbuatan yang sia-sia apalagi sudah banyak contoh orang yang meninggal dalam keadaan sia-sia dan sesuai dengan apa yang menjadi kebiasaannya.
“Olehnya itu kita semua harus bersiap untuk menghadapi hari tersebut karena kemanapun dan dimanapun jika sudah tiba saatnya kematian akan datang menjemput pada semua yang hidup tanpa terkecuali,” lanjutnya.
Turut hadir pada kesempatan ini, tokoh agama, tokoh masyarakat, unsur pemerintah setempat, handai tolan, kerabat, dan keluarga almarhumah. (JSI)