Gebyar HAB ke 78 Kemenag Gowa

Gema Gebyar HAB KUA Parigi Lewat Tausiyah, Dzikir dan Doa

Kepala KUA saat sampaikan historis Kemenag

Parigi (Humas Gowa). Sebanyak 18 Kepala KUA Kecamatan se-Kabupaten Gowa melaksanakan Gebya Hari Amal Bakti (HAB) ke-78 yang bertemakan "Harmonisasi dan Aktualisasi Beragama Berbasis Masjid Besar" yang berlangsung pada, Kamis (14/12/2023).

Bertempat di Masjid Nurul Iman Bontosunggu menggema tausiyah, dzikir dan doa bersama yang dihadiri seluruh stakeholder, organisasi kemasyarakatan dan majelis taklim se-Kecamatan Parigi.

Kepala KUA Kecamatan Parigi, Solihin mengawali dengan menjelaskan sejarah singkat lahirnya Kementerian Agama dan dilanjutkan pemaparan program PAKAR KUA.

Kantor Urusan Agama di mata masyarakat menurutnya selama ini dianggap sebagai Kantor Urusan Asmara semata. "Tapi kini image itu perlahan surut seiring KUA yang sudah bertransformasi menjadi Pusaka (Pusat Layanan Keagamaan). Itu berkat adanya revitalisasi KUA," jelas Solihin. 

Dengan revitalisasi ini, kata dia, KUA tidak sekadar pencatat pernikahan saja. Lebih dari itu, KUA diharapkan memiliki peran strategis yakni sebagai pusat data keagamaan dan unit layanan langsung keagamaan, hingga tingkat kecamatan.

"Oleh karena itu jangan mi ki ragu kalo ada masalah ta, 'Ayo ke KUA' di sana ada penyuluh dan penghulu yang siap memberikan solusi," pinta Solihin.

Disamping itu, KUA Parigi juga sudah memiliki program excellent lewat LUSI MANIS. LUSI MANIS ini adalah akronim dari Lanjut Usia Mengaji di Masjid. "Kami berharap kedepannya program ini semakin berkembang dan semakin diminati oleh masyarakat karena programnya yang semakin variatif, tidak hanya sekedar mengaji to' saja tapi bisa dalam bentuk ceramah dan diskusi agama," tutup Kepala KUA termuda itu.

Acara tersebut terasa lengkap dengan adanya tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Hasin, Penyuluh Agama Islam di KUA Parigi. Dalam ceramahnya, ia banyak menekankan tentang pentingnya moderasi beragama yakni bagaimana bisa hidup rukun dalam kemajemukan beragama di tengah-tengah masyarakat. 

"Jangan kita mau terombang-ambing oleh perbedaan karena justru perbedaan itu indah dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Ingat pepatah yang mengatakan 'bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh'," pungkasnya menutup tausiyahnya.

Solihin berharap semoga tahun depan bisa dilaksanakan hal serupa dan lebih semarak lagi karena pesertanya cukup antusias, yang diamini semua peserta. (Sol/OH)


Daerah LAINNYA