Bengo, (Humas Kemenag Bone) – Arahan dan motivasi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bone Dr. H. Wahyuddin Hakim, M.Hum kepada madrasah mendapat respon. Pada masa pandemi covid-19 ini, Kepala dan guru madrasah harus melakukan metode pembelajaran yang lain selain online. Menurutnya, tidak semua siswa memiliki android bahkan tidak menutup kemungkinan keberadaan siswa di luar jangkauan jaringan internet.
Arahan dan motivasi tersebut dengan segera mendapat respon di salah satu Madarasah Ibtidaiyah (MI) yang ada di Kecamatan Bengo. Dimasa pandemi Corona ini memang memberikan suasana berbeda. MI DDI Seppange yang beralamatkan Desa Tungke Kecamatan Bengo harus mengunjungi bebera murid yang tinggal jauh didaerah pedalaman, Selasa (9/6/2020).
Keterbatasan penggunaan media Informasi Teknologi (IT) oleh siswa sehingga para guru madrasah ini harus mengunjungi siswa dikediamannya yang tak ada listrik dan signal.
Kepala MI DDI Seppange Dr. Sitti Zakiah, M.Pd.I turut mendampingi para tenaga pendidiknya untuk berkunjung langsung kerumah siswa yang beralamatkan Kampung Tanah Poloe Dusun Seppange Desa Tungke. Sementara akses jalan yang harus dilalui hanya bisa dilewati oleh alat angkutan gabah (Dompeng).
Kata Zakiah, guru MI DDI Seppange harus melakukan kunjungan kerumah siswa untuk menjamin bahwa semua siswa belajar dimasa pandemi covid-19.
"Tujuannya untuk memberikan bimbingan langsung kepada kedua siswa karena mereka tidak bisa ikut pembelajaran daring atau online selama pandemi covid-19. Disamping tidak ada signal dan listrik, kedua siswa tersebut merupakan siswa yang tidak mampu," ungkap Zakiah.
Selain memberikan bimbingan langsung kepada kedua siswa yang dikunjungi, Zakiah juga mengaku jika dirinya membawakan soal penilaian akhir tahun pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020.
Untuk sampai dirumah siswa butuh perjuangan dan kemauan yang kuat. Kepala MI DDI Seppange menceritakan bahwa dirinya beserta tenaga pendidiknya harus menggunakan alat transfortasi dompeng. Kendaraan yang dirakit menggunakan masin traktor. Alat tersebut dirakit untuk mengangkut gabah pada medan yang tidak bisa dilalui oleh mobil.
Kendatipun dompeng juga digunakan sebagai transportasi bagaikan mobil pick up. Katanya, setelah naik dompeng sekitar satu jam melintas langsung sungai, merekapun harus jalan kaki sekitar 2 km.
"Dompengnya betul melintasi sungai, setelah itu jalan kaki sekitar 2km. Kemudian kami harus melintas lagi sungai kedua yang tidak bisa diakses oleh kendaraan apapun. Jadi untuk sampai disana kami melintasi dua sungai," Demikian kisah Zakiah bersama para abdi madrasah yang berjuang untuk mencerdaskan generasi bangsa tampa pamrih dengan motto ikhlas beramal dan Madrasah hebat bermatabat.
Video dan gambar yang diunggahnya di media sosial menjadi viral hingga medapatkan ratusan like dan rubuan kali tayangan. Berbagai juga pesan dikolom komentar. Sakri Sahari pengguna facebook dalam kolom komentar “ini baru pahlawan tanpa tanda jasa, luar biasa buâ€. Senada yang dituliskan Sitti Mariam dalam kolom komentar “betul2 pahlawan tanpa tanda jasaâ€. Berbagai juga komentar lainnya yang meberikan semangat kepada para guru tersebut.
Sementara rasa haru dan apresiasi yang diberikan oleh Kepala Kantor Kemenag Bone Dr. H. Wahyuddin Hakim, M.Hum setelah melihat gambar dan rekaman video tersebut yang telah dibagi diberbagai group WhatsApp.
“Perjuangan guru MI DDI Seppange luar biasa dan patut mendapatkan apresiasi yang setinggi-tingginya baik saya pribadi maupun Seksi Penmad,†ujar H. Wahyuddin.
Tidak lupa juga Kakan Kemenag Bone haturkan ucapan terima kasi kepada kepala MI DDI Seppange dan para tenaga pengajarnya yang telah berjuang untuk madrasah dan untuk negeri.
“Ucapan terima kasi dari kami kepada Kepala MI DDI Seppange dan para guru yang telah memperlihatkan tanggungjawab dan pengabdiannya kepada madrasah, bangsa dan negara,’’ ungkap H. Wahyuddin.
Katanya sangat terharu karena guru madrasah rela berkunjung kerumah siswa dimasa pandemi covid-19 sementara akses jalan yang sangat sulit untuk dilalui