Watampone (Humas Bone) – Implementasi Kurikulum Merdeka yang merujuk dari Platform Merdeka Mengajar ditujukan kepada kepala madrasah, guru dan kepala PKBM dalam mempersiapkan keterlibatan guna memahami penerapan ke depannya sebagai opsi tambahan dalam rangka pemulihan pebelajaran.
Melihat kondisi pada masa pandemik COVID-19 yang memberikan dampak secara signifikan dalam proses pembelajaran di satuan pendidikan melalui Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikburistek) mengeluarkan kebijakan terkait penggunaan kurikulum yang akan digunakan pada satuan kerja masing-masing dengan memilih Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat atau Kurikulum Merdeka yang kemudian ditindaklanjuti oleh Kementerian Agama agar dapat segera diimplementasikan di setiap madrasah.
Melalui KMA No. 347 Tahun 2022 Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah, konsep inovasi dikenalkan guna membawa manfaat untuk mencapai tujua sehingga berguna untuk orang banyak. Adapun tiga faktor yang dapat mendorong keberhasilan Kurikulum Merdeka yakni keterkaitan guru dan kurikulum, ketersambungan birokrasi dan steakholder madrasah dan koordinasi lintas kementerian.
Dikenalkan pula beberapa metode yang dapat dilakukan oleh guru dalam meberikan innovative teaching menurut Kalyani dan Rajasekaran (2018) yakni teknologi digital dengan menggunakan alat bantu audio dan video, melakukan brainstorming, belajar di luar kelas, membuat roleplay, mendorong penemuan ide-ide baru, menggunakan permainan (puzzle and game) serta melakukan story telling.
“Kami harapkan seluruh guru nantinya mengikuti pelatihan Kurikulum Merdeka dan akan kita upayakan gunakan hari libur agar diisi dengan kegiatan ini. Semoga langkah kita menuju Kurikulum Merdeka ini dapat melahirkan berbagai inovasi yang dapat meningkatkan kualitas kita semua, “ungkap Kamad MIN 8 Bone ketika ditanyai terkait hasil workshop yang diikuti sebelumnya, Selasa (14/6/2022)
Ditegaskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim yang menggagas istilah Kurikulum Merdeka bahwa guru dan muridnya mempunyai kebebasan untuk berinovasi belajar dengan mandiri dan kreatif dan perlu diketahui bahwa esensi guru merdeka adalah guru yang dapat memberdayakan dirinya sendiri dan memberdayakan murid-muridnya.
Adapun ciri guru merdeka yaitu memiliki kebebasan yang bertanggung jawab, memiliki jati diri yang dapat memantik perubahan, memiliki mindset sebagai guru pemenang, praktik mencontohkan caranya, keberanian menghadapi tantangan, kekuatan guru merdeka, dan The Power of Love Guru Merdeka. (Febri/Ahdi)