Masamba (Humas Luwu Utara) -- Sebanyak 9 orang santri Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Balebo mengisi liburan dengan tadabbur alam dan bakti sosial yang dilaksanakan di Buntu Parammean, Rongkong pada 7-9 Juli 2023, Minggu (9/7/2023).
Rahmat Aries sebagai Pembina Stullers mengatakan bahwa kegiatan positif ini dapat terus berjalan karen selain santri belajar bagaiamana mencintai alam, mereka dapat mengaplikasikan nilai-nilai agama yang mereka pelajri di Pesantren.
Randi Selaku Ketua Santri Pecinta Alam merasa sangat senang dengan adanya kegiatan ini sebab lebih dapat menghaegai alam dan mempelajari banyak hal.
“Saya sangat senang dengan kegiatan ini bisa bekerja sama dengan tim, membersihkan alam dan masih banyak lagi yang lainnya,” Ujarnya.
Selain itu, Muhammad Habib anggota Sapala ini juga mengungkapkan kegiatan seperti sangat baik sebab kita bisa banyak belajar termasuk mensyukuri nikmat Allah terhadap ciptaanya,” Ungkapnya.
“Kita bisa mensyukuri nikmat Allah, selain itu, kami belajar figh berwudhu dalam kondisi camping, musafir dll,” Tambahnya.
Muhammad Rafiif, selaku Koordinator Lapangan mengatakan bahwa banyak hal yang kami dapatkan setelah mengikuti ekspedisi Rongkong ini,
“ini adalah hal yang luar biasa dan menyenangkan,”Ujarnya.
Mulai dari persiapan berangkat, menuju lokasi Camping, sampai menanjak gunung, semua santri akan tentu merasa capek dan lelah tetapi bisa terbayarkan dengan melihat pemandangan yang sangat indah.
Kegiata ini dilaksanakan bertepatan dengan diresmikannya tempat wisata baru yang dohadoro oleh Direktur Tata Kelola Destinasi (TKD) Kementerian Pariwisata da Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Rinding Allo Rongkong.
Salah satu ekstrakurikuler baru Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah adalah Santri Pecinta Alam (Stullers) yang diinisiasi oleh Santri English Club Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Balebo yang bertujuan untuk satri bisa lebih peduli terhadap alam sehingga bisa melestarikannya.
Kegiatan Student Travellers dengan hiking di Buntu Parammean, membersihkan sampah yang berserakan diatas gunung tersebut, dan mengaplikasikan nilai-nilai fiqih yang telah dipelajari di Pondok Pesantren. (Sandi Ibnu Syam)