Kemenag Maros

Kakankemenag Maros bersama Jajaran Hadir saat Bupati Menjadi Narasumber Talkshow Expo Hari Santri 2023

Bupati Maros beserta jajaran Kemenag sesaat setelah talkshow expo Hari Santri 2023.

Makassar (Humas Maros)-Bupati Maros Chaidir Syam, menjadi narasumber talkshow expo Hari Santri 2023. Kegiatan berlangsung di Gedung Islamic Centre IMMIM di Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, Selasa (24/10/2023).

Hadir, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Maros Muhammad bersama Kepala Seksi PD Pontren Muhammad Yusuf Jufri, Kepala Seksi PHU Ahmad Ihyaddin serta para pengelola pesantren di Kabupaten Maros.

Saat memasuki ruangan, Bupati Chaidir disambut dengan marawis dari santri Pondok Pesantren Nurul Ikhwan Matana, Marusu.

Sebelum sampai di panggung talkshow, Bupati Chaidir, mengunjungi pameran produk pesantren, termasuk stand pameran pesantren asal Kabupaten Maros.

Bersama Rektor UIM Al-Gazali Makassar Prof. Muammar Bakry, Bupati Chaidir menceritakan pengalaman ketika menjadi santri di IMMIM.

“Alhamdulillah, di pesantren kita terlatih sejak awal. Kita bersilaturahmi dengan baik, hidup mandiri. Suasana ini semakin melekat. Predikat santri menjadi benteng buat saya, yang ketika melakukan sesuatu ada cap santri di dalamnya.

“Pesantren bagi saya, membekas di hati saya. Sekali santri tetap santri,” ucap Bupati.

Bupati Chaidir melanjutkan, bahwa bekal agama merupakan hal penting. Menurutnya, santri bisa menjadi apa saja, bisa berbakti pada bangsa dan negara.

Rektor UIM Makassar, Prof. Muammar, mengisahkan bahwa hal berkesan di pesantren adalah barakka’, berkah pesantren. “Artinya inilah pesantren. Bukan hanya belajar di kelas, tapi belajar kehidupan. Saya 7 tahun di pesantren.

“Santri bisa beradaptasi dengan lingkungan dan zaman. Sekali santri, selamanya menjadi santri. Tidak ada mantan santri.

Menjawab pertanyaan dari Kepala Seksi PHU Ahmad Ihyaddin, Rektor UIM ini menjelaskan bahwa untuk membentuk akhlak yang baik ada dua hal, pertama sistem dan kedua figur.

“Pesantren sehat dengan sistemnya. Kalau kita berada dengan teman sekamar di pesantren yang rajin mengaji, yang lain pasti rajin mengaji. Pesantren membentuk sistem pasti akan menjadi sehat. Selain pertemanan, hal penting di pesantren adalah figur, kiainya: karena kapasitas ilmu dan akhlaknya. Kiai menjadi sumber, menjadi referensi,” jelasnya. (Ulya)

 


Daerah LAINNYA