Parepare, (Humas Parepare) - 'Maggau na Mappake' secara etimologi adalah kata dalam bahasa Bugis yang berpadanann dengan kata 'membuat lalu memakai' dalam bahasa Indonesia.
Dalam konteks pembelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin (P5-PPRA) bagi Pelajar Kelas XII Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Parepare, 'Maggau na Mappake' menjadi akronim dari 'Menggali Potensi Wirausaha Muda dengan Karya Pakaian Adat Daerah' sebagai judul proyek bertema 'Kewirausahaan'.
Implementasinya, terdapat 21 Pelajar Kelas XII MAN 2 Kota Parepare tampil memeragakan mode 'Baju Bodo' (pakaian adat daerah Bugis). Pelajar tersebut menjadi peragawati utusan dari tiap kelas. Mereka menggelar aksi P5-PPRA ini di halaman madrasah.
Adapun variasi corak atau warna yang diperagakan oleh 21 peragawati dimaksud didominasi oleh warna kuning, merah, dan hijau. Secara historis, variasi corak atau warna mode pakaian adat Bugis tersebut unik dan mencerminkan identitas pemakainya. Setiap warna dalam pakaian adat ini memiliki warna tersendiri.
Misalnya, warna kuning, jingga, atau pink biasanya dikenakan untuk anak berusia 10 hingga 14 tahun. Kemudian, warna merah menjadi pilihan bagi perempuan berusia 17 hingga 25 tahun. Warna tersebut juga melambangkan perempuan yang sudah menikah atau sudah memiliki anak. Dalam kepercayaan suku Bugis, warna hijau identik dengan kemakmuran. Oleh sebab itu, 'baju bodo' dengan variasi corak atau warna hijau ini khusus dipakai bagi para kaum bangsawan.
Hari ini, tepatnya Kamis, 14 November 2024 Pelajar Kelas XII MAN 2 Kota Parepare 'Maggau na Mappake' sebagai bukti nyata potensi mereka 'membuat lalu memakai' baju adat perempuan Sulawesi Selatan hasil karya dan rancangan sendiri yang dinamis mengalami perubahan seiring perkembangan zaman. (Adi)