Maros (Humas Maros)-Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Maros Muhammad, meresmikan pengoperasian butik Pesantren Nurul Ikhwan, Kecamatan Marusu, Senin (9/10/2023).
Unit usaha ini merupakan penerima bantuan inkubasi bisnis pesantren, program Kemandirian Pesantren Kemenag RI tahun 2023.
Inkubasi bisnis pesantren ini merupakan bantuan modal usaha kepada pesantren yang memiliki jenis usaha seperti: toko, warung, minimarket, koperasi, perindustrian, laundry, perdagangan, dan garmen hingga percetakan.
Saat peresmian, Kakankemenag Maros Muhammad, yang didampingi Pimpinan Pesantren Nurul Ikhwan Ustadz Ansar, menggunting pita sebagai simbol peresmian butik. Kemudian, doa untuk keberkahan usaha dipimpin oleh Ketua PC NU Kabupaten Maros, KH. Ibnu Hajar Arif. Proses peresmian disaksikan langsung oleh aparat pemerintah setempat, masyarakat, dan para santri.
Pimpinan Pesantren Nurul Ikhwan Ansar, berharap agar usaha butik yang telah mendapat bantuan dari Kemenag RI, bisa menyejahterakan para santri, pembina, dan semua pihak yang terkait dengan Pesantren Nurul Ikhwan.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan ini, mudah-mudahan senantiasa dapat bermanfaat dengan maksimal. Sehingga bukan saja kepada warga pondok pesantren, tapi usaha ini memberi manfaat juga kepada masyarakat di sekitar lingkungan pesantren, dan lebih umum kepada masyarakat Kabupaten Maros ini,” kata Ustadz Ansar, sesaat setelah peresmian.
Program bantuan inkubasi bisnis pesantren mulai disalurkan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI pada 2021. Hingga Agustus 2023 bantuan sudah tersalurkan ke 2.079 pesantren.
Dengan stimulus bantuan, Ustadz Ansar, memiliki tekad untuk terus mengembangkan usaha pesantrennya.
“Bantuan ini, kami akan mengembangkan selain usaha butik, pakaian-pakaian termasuk pakaian adat dan pakaian seragam sekolah. Kami juga sudah mengembangkan melalui Mart Santri, Insyaallah,” tutupnya.
Terdapat tiga manfaat program bantuan inkubasi bisnis pesantren. Pertama, memberikan pendidikan dan pelatihan pengelolaan bisnis di pesantren. Kedua, menghasilkan santri yang unggul dengan keterampilan kerja dan kewirausahaan. Ketiga, menjadikan pesantren tumbuh dan berkembang secara mandiri dengan kekuatan finansial yang dimiliki. (Ulya)