Maros (Humas Maros)-Pondok pesantren merupakan tumpuan penting masyarakat, terutama untuk melahirkan generasi yang berkualitas.
Hal ini disampaikan Kepada Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Maros Muhammad, saat hadir peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. di Pondok Pesantren Nurul Ikhwan, Kecamatan Marusu, Senin (9/10/2023).
“Saya bangga dengan pesantren ini, karena memiliki santri/siswa 600 lebih. Maka untuk lebih meningkatkan kualitas, tentu butuh kolaborasi dari berbagai pihak.
“Pondok pesantren menjadi tumpuan masyarakat, menjadi pencetak generasi yang beriman, baik ilmunya, dan bagus akhlaknya. Kalau tiga hal ini terpenuhi, maka saya yakin akan menjadi generasi pelanjut yang berkualitas.
“Saya yakin kampung kita aman, karena masyarakat dan generasi kita memiliki ilmu dan akhlak yang baik. Ini menjadi harapan kita semua, harapan masyarakat.”
Bagi para santri, Kakankemenag Muhammad, mengharapkan untuk teguh menanamkan keyakinan ber-Maulid. “Tanamkan dalam hati, kenapa harus memperingati Maulid setiap tahun. Karena tentu bisa mengenal sosok dan perjuangan Rasulullah. Jangan jauh. Karena akhirnya bisa saja kita dekat dengan orang-orang yang jauh dari sifat-sifat Rasulullah.”
Sebelumnya, pimpinan Pondok Pesantren Nurul Ikhwan, Ust. Ansar, menjelaskan bahwa pesantrennya terus bertumbuh dari tahun ke tahun.
“Ada tiga tingkatan madrasah di pesantren ini dengan masing-masing 200 lebih siswa. Bahkan untuk tingkatan MA kami batasi penerimaan siswanya, karena kekurangan gedung. Meskipun banyak yang ingin belajar di sini.”
“Terima kasih petunjuk dan support dari pemerintah dan masyarakat. Di sini juga ada bantuan laboratorium komputer. Insyaallah tahun 2024, kami akan bekali siswa dan santri dengan skill komputer dan aplikasi yang ada di dalamnya. Sudah berangkat instrukturnya untuk pelatihan. Ini semua demi kualitas dan mutu keluaran madrasah dan pesantren,” tutupnya.
Kemudian, tausiah disampaikan oleh Ketua PC NU Kabupaten Maros, KH. Ibnu Hajar Arif, yang mengungkap keutamaan memperingati Maulid, bagi masyarakat dan generasi pelanjut.
Peringatan Maulid yang berlangsung di Masjid pesantren ini, kemudian ditutup dengan pembacaan Barzanji Bugis. (Ulya)