KASUBAG TU KEMENAG SELAYAR HADIRI RITUAL PENCUCIAN BENDA-BENDA PUSAKA

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Matalalang, (Humas Selayar) –  Matalalang adalah Ibu Kota Kecamatan Bontoharu yang jaraknya sekitar 2 Km dari Ibu Kota Kab. Kepulauan Selayar. Disanalah berdiri rumah panggung yang dibuat sedemikian rupa sekaligus dijadikan pusat (Mesium) penyimpanan Benda-Benda Kuno (Pusaka) warisan dari Raja-Raja dalam wilayah Kab. Kepulauan Selayar.

Acara ritual ini dihadiri oleh Bupati Kab. Kepulauan Selayar Muhammad Basli Ali, Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan, KASDIM 1415 Selayar, Ketua Permas Jakarta serta para pemangku Adat dalam wilayah Kab. Kepulauan Selayar.

Pencucian Benda-Benda pusaka ini dilaksanakan Selasa, (28/11/2017) pukul 08.00 wita bertempat di Matalalang Kec. Bontoharu yang diawali dengan assungkabala (penolak bala) pada lokasi Gong Nekara. Gong nekara merupakan gong terbesar dan tertua di dunia peninggalan Cina yang berada di Matalalang Kepulauan Selayar sekitar 2.000 tahun silam dan diyakini memiliki kekuatan gaib oleh sebagian masyarakat Selayar.

Setelah Pencucian Gong Nekara dianggap selesai Bupati dan rombongan menuju Mesium Pusat penyimpanan Benda-Benda pusaka seperti keris, tombak, meriam dan benda-benda lainnya untuk melaksanakan ritual pencucian.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Kepulauan Selayar dalam petikan sambutannya mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjaga kelestarian benda-benda kuno serta orang yang memiliki pusaka tetap mempunyai ikatan batin terhadap sejarah dan makna yang ada di balik benda pusaka tersebut. Pemilik benda pusaka dapat mengingat para pendahulunya yang telah berhasil menciptakan suatu karya seni dan budaya yang mempunyai nilai luhur. Sehingga pencucian benda pusaka tidak sekedar membersihkan dan merawat fisik benda pusaka saja, tetapi lebih penting adalah memahami segenap nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam benda pusaka itu.

Selanjutnya Bupati Kab. Selayar dalam sambutannya sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan ini. Keberadaan benda-benda bersejarah pada bumi Tanadoang adalah merupakan asset wisata budaya yang merupakan tanggungjawab kita semua untuk melestarikannya. (ptg/arf)

 


Daerah LAINNYA