Bontotangnga (Humas Bulukumba) - Tahun ajaran baru 2023/2024 dimulai sejak 17 Juli 2023 lalu. MTsN 4 Bulukumba, yang selama ini menggunakan Kurikulum 2013, mengambil langkah maju dengan menerapkan kurikulum Merdeka khusus bagi kelas VII mulai tahun ajaran ini. Kurikulum Merdeka adalah bagian dari program Merdeka Belajar yang telah diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dengan harapan agar terimplementasi di setiap satuan pendidikan, termasuk satuan kerja madrasah naungan Kementerian Agama.
Dalam kurikulum Merdeka ini, ada mata pelajaran proyek yang diperkenalkan dengan istilah P5PPRA, singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin. MTsN 4 Bulukumba memilih tema "Lestarikan Kearifan Lokal" dengan mengangkat budaya Bulukumba sebagai bagian dari P5PPRA ini.
H. Samsu Alam, Kepala MTs Negeri 4 Bulukumba, menyampaikan bahwa pembelajaran P5PPRA ini merupakan hal baru di madrasah, namun pihak madrasah berupaya semaksimal mungkin untuk menjalankannya dengan baik. Ia menyatakan, "Kepada Fasilitator Proyek P5PPRA, agar sebisa mungkin menjalankan kegiatan ini sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, sehingga kita dapat mencetak peserta didik sebagai penerus bangsa yang unggul, produktif, mandiri, dan mencintai budaya sendiri." Paparnya di sela-sela kegiatan.
Kepala madrasah ini juga berharap bahwa melalui proyek ini, fasilitator dan peserta didik akan memperoleh tambahan ilmu dan dapat melestarikan budaya lokal, serta menjadikan madrasah ini mandiri dan berprestasi.
Dalam pelaksanaan P5PPRA, peserta didik MTsN 4 Bulukumba mempraktikkan beberapa kearifan lokal, termasuk Tari Tradisional Bulukumba Tope'Leleng dan Pa'bitte Passapu dari Kajang, Permainan tradisional/lokal Gala Hadang atau Asing-asing, Engrang Tempurung atau Longga' Sai, serta Congklak atau Dara-dara. Kegiatan ini juga mencakup praktik pembuatan makanan tradisional, yang akan dilaksanakan pada pekan ke-8.
Pada pekan ke-7 yang bertepatan dengan hari Sabtu (2/9/2023), dilakukan penilaian untuk 3 permainan tradisional seperti yang telah disebutkan. Pada permainan Congklak, H. Samsu Alam, selaku Kepala Madrasah, ikut serta dalam permainan congklak, yang dikenal sebagai "dara-dara" di kalangan penduduk lokal. Kamad ini terlihat sangat mahir memainkan biji kerikil sebagai alatnya, sehingga guru dan siswa yang turut menyaksikan memberikan sambutan meriah. "Kalau permainan ini saya juga jago," ucapnya sambil bercanda. "Tapi yang terpenting dalam permainan ini, kalian harus jujur; itu yang utama, dan jago strategi tentunya," tambahnya sambil mengakhiri permainan.
Para Wakamad, termasuk Wakamad bidang akademik, Hj. Yusrawita Bahar, yang juga menjabat sebagai penanggung jawab Kurikulum Merdeka, turut mendampingi Kamad dalam memantau pelaksanaan proyek tersebut. Ia menyatakan bahwa meskipun kegiatan P5PPRA masih terasa baru di MTsN 4, namun kerjasama yang baik antara fasilitator dalam menggagas ide proyek, mengatur waktu, dan pembagian tugas sangat patut diapresiasi.
"Kerja sama rekan pendidik dalam menggagas ide proyek, menentukan urutan waktu, dan pembagian tugas sangat baik, hal ini perlu diapresiasi mengingat kurikulum ini, yaitu Merdeka Belajar, baru saja diterapkan dengan konsep P5PPRA-nya," ujarnya dalam tanggapan kepada tim humas.
Salah satu peserta didik kelas VII C, Indra, sangat antusias dengan pembelajaran P5PPRA ini. Proyek yang dipilih oleh madrasah dinilainya sebagai kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat untuk memahami lebih dalam Kearifan lokal yang ada di Bulukumba. Meskipun hanya dalam 7 pekan ada 2 materi yang diberikan, namun Indra menganggap bahwa itu sudah cukup bagi mereka yang awalnya tidak memiliki pengetahuan sama sekali.
"Saya suka semua materi proyek yang diberikan Bu, Insya Allah kami bisa melestarikannya dengan mengajarkannya kepada adik-adik kami nantinya," ucapnya dengan semangat yang membara. (ASM/Ady)
