Enrekang, (Humas Enrekang) -- Senin, 6 Dzulqaidah 1443 H / 6 Juni 2022 di Aula Perpustakaan Daerah Enrekang, Nur Syamsi selaku Penyuluh Agama KUA Enrekang diminta untuk mengadakan pendampingan terhadap kegiatan uji coba Pemustaka Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial 2022.
Pada kesempatan tersebut Syamsi mencoba untuk memberikan masukan, saran-saran, serta menjadi pendamping dalam acara tersebut, namun demikian ia tetap turut mengisi formulir soal yang diminta oleh panitia dari Jakarta melalui zoom, dalam kegiatan ini pula di hadiri oleh para pemustaka dari berbagai kalangan, mulai dari pemustaka kalangan anak-anak, bapak-bapak, ibu-ibu, pelajar mahasiswa dan siapa saja yang terlibat dalam pengguna perpustakaan daerah Kabupaten Enrekang.
Dalam kegiatan tersebut Syamsi memberikan pembimbingan, saran tentang beberapa hal terkait dengan kemajuan dan pemberdayaan pemustaka lewat kegiatan-kegiatan yang mesti diprogramkan oleh perpustakaan daerah Kabupate Enrekang.
Adapun usulan dan saran Syamsi antara lain;
1. Memperbanyak koleksi buku-buku dengan varian bidang yang dibutuhkan dalam mentansformasikan layanan berbasis inklusi social.
2. Menyusun perencanaan khususnya program-program yang edukatif, misalnya kegiatan wisata perpustakaan.
3. Menyiapkan dokumen sejarah penting Bangsa Indonesia terkhusus Kabupaten Enrekang.
4. Program wisata perpustakaan untuk menambah khazanah bagi pemustaka dan edukasi bagi semua pihak.
Berikut Saymasi sajikan hal yang terkait dengan transformasi perpustakaan berbasis inklusi social yakni Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial merupakan perubahan inovasi dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bertujuan untuk penguatan literasi masyarakat dan pemerataan informasi, untuk peneingkatan kesejahteraan.
Menurut Syamsi selaku Penyuluh yang bergerak di ranah kemasyarakatan bahwa hadirnya sebuah perpustakaan merupakan ukuran kemajuan suatu daerah, jika ingin melihat suatu bangsa yang besar maka lihatlah bagaimana kemajuan perpustakaannya, maka Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial mensyaratkan komitmen dan peningkatan kapasitas dan kualitas SDM Perpustakaan, praktis Integrasi Penguatan Sisi Hulu dan Hilir Budaya Literasi Dalam Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural harus ditingkatkan.
Kami selaku Penyuluh Agama Islam berharap perpustakaan berperan memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan suatu pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan, perpustakaan umum dalam program berbasis inklusi sosial adalah pembinaan perpustakaan desa, sekolah, dan komunitas.
Selain itu juga intervensi program, variasi layanan perpustakaan sesuai kebutuhan dan integrasi program dengan stakeholder atau institusi pemerintah. Perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan perpustakaan yang memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya dengan melihat keragaman budaya, kemauan untuk menerima perubahan, serta menawarkan kesempatan berusaha, melindungi dan memperjuangkan budaya dan Hak Azasi Manusia (HAM).
Transformasi ini bertujuan terciptanya masyarakat melalui transformasi peprustakaan berbasis inklusi soial. Sementara tujuan khususnya meningkatkan kualitas layanan perpustakaan, meningkatkan penggunaan layanan oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Lalu membangun komitmen dan dukungan stakeholder untuk transformasi perpustakaan yang berkelanjutan. (nur kontributor kua ekg/bob)