As'adiyah Galung Beru

Ponpes As’adiyah Galung Beru Fasilitasi Santri Berbagai Potensi

Ustadz Jusman Imam, Ketua Jam’iyatul Qurra Wal-Huffazh (JQH) Ponpes As’adiyah Galung Beru

Galung Beru (Humas Bulukumba) – Ponpes As’adiyah Galung Beru Kabupaten Bulukumba tak mau melewati perkembangan zaman yang sudah niscaya. Menurut KM. Rusli Rahman, selaku pengasuh Ponpes As’adiyah Galung Beru, sistem dan pola pendidikan di dunia pesantren hendaknya juga melek dengan perkembangan zaman.

Meski perkembangan itu mesti cenderung bergerak pada dua arah antara positif dan negatif dalam penerimaan manusia, namun dalam pandangan As’adiyah Galung Beru, pesantren sudah dapat memfilter mana perkembangan positif yang harus diketahui oleh seorang santri begitupun sebaliknya. Jumat, 24/6/2022.

Dalam hal perkembangan zaman ini, Ponpes As’adiyah Galung Beru menfasilitasi serta mengembangkan sejumlah potensi yang dimiliki santri. Tidak hanya ilmu agama, namun juga pengetahuan umum harus ditanamkan kepada para santri.

"Kita tidak hanya ilmu agama saja, ilmu agama di pesantren tentu sudah biasa. Awalnya ada salah seorang santri yang meminta ada semacam pengembangan bahasa asing di sini, kita fasilitasi itu hingga kini," katanya,

Bahkan dalam perkembangannya, pesantren di bawah naungan Yayasan Baburrahman ini memberlakukan kelas-kelas tertentu untuk para santrinya. Masing-masing kelas tersebut disesuaikan dengan potensi atau bakat yang dimiliki santri. Sehingga mereka lebih mudah serta fokus pada pengembangan potensinya.

Penerapan sistem yang demikian diakuinya sangat efektif dilakukan di pesantren. Para santri juga nantinya akan siap menghadapi tantangan zaman. Misalkan pada suatu momentum seorang santri dituntut berbahasa asing, mereka sudah siap dengan segala bekal yang pernah diserap di pesantren.

Hal senada dikatakan Ustadz Jusman Imam, Ketua Jam’iyatul Qurra Wal-Huffazh (JQH) Ponpes As’adiyah Galung Beru mengatakan, pada prinsipnya Ponpes As’adiyah Galung Beru selalu berpegang pada salah satu kaidah ushul fiqih dalam memanfaatkan perkembangan zaman.

"Almuhafadzatu alal qodimis sholih, wal akhdzu bil jadidil ashlah. Kaidah ini yang selalu kami pegang. Kita tidak membuang ajaran-ajaran terdahulu, namun juga kita tidak bisa menutup mata pada produk-produk baru," tutupnya. (JSI)
 


Daerah LAINNYA