Punya Prestasi Nasional Lolos AKMI, Guru MTsN 2 Maros Ini Ingin Kembangkan Ekskul Robotik

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Maros, (Humas Maros). - Nurcaya, S.Pd., Guru MTsN 2 Maros yang lulus dalam tim penyusun Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) beberapa waktu lalu, kini tengah fokus mengikuti bimtek daring yang digelar tim ahli Kemenag RI. Rencananya,  pada pertengahan April mendatang  bimtek  tatap muka akan dilaksanakan tiga kali pertemuan di tiga provinsi berbeda.

AKMI merupakan pengganti ujian nasional bagi siswa madrasah. Jika sebelumnya Kementerian Agama menginduk ke Kemdikbud dalam pembuatan soal ujian, maka tahun ini Kemenag menginisiasi tim penyusun versi Kemenag dalam bentuk  AKMI.  

“Selama ini kan Kemenang istilahnya selalu nebeng dengan Kemdikbud.Tapi untuk tahun ini, Saya senang sekali karena Kemenag berani untuk membuat soal sendiri dalam bentuk AKMI” ,  kata Nurcaya kepada tim humas Kemenag Maros yang mengunjunginya  di MTsN 2 Maros, Senin (29/03/21).

Dari sekitar  1500 total guru se-Indonesia  yang mendaftar  AKMI,  154 orang berhasil lolos untuk semua tingkatan mulai tingkatan MI, MTs dan MA.  Untuk tingkat MTs, Nurcaya, satu-satunya guru dari Sulsel yang lolos AKMI  mata pelajaran Literasi Sains. Dari sisi pengalaman, Nurcaya tercatat 4 tahun berturut-turut sejak tahun 2015 menjadi penulis soal ujian nasional Kemdikbud melalui Puspendik Kemdikbud.

Seleksi AKSI-Madrasah terdiri dari tiga tahapan. Tahap I pada tanggal 5 hingga 14 Januari 2021 dengan format tes mengunggah soal AKSI sesuai petunjuk teknis yang ditentukan. Seleksi tahap II adalah tes psikologi dengan CBT (Computer Based Test) yang dilaksanakan pada 3 Februari 2021 dan Tahapan III tes wawancara online.

Setiap tahapan seleksi masing-masing memiliki tingkat kesulitan berbeda. Tahap I membuat soal 3 butir dengan level kognitif berbeda dan harus mengambil sumber dari jurnal ilmiah. Tes tahap II  menyelesaikan soal 80 butir dalam waktu 1 jam, dan  tahap terakhir  wawancara online melalui aplikasi.

Mengenai bimtek offline yang akan digelar pertengahan April nanti, Bu Caya - begitu sapaan akrabnya -  menilai sangat penting karena  kerja AKMI ini adalah kerja tim. Dengan adanya bimtek offline anggota tim bisa saling mengenal dan membangun kesamaan.

“Ini kan kerja tim, bimtek offline ini juga untuk membangun kekompakan antara anggota tim. Ini juga bedanya dengan Kemdikbud. Dulu waktu jadi penulis ujian nasional, kita tidak tahu di Kemdikbud siapa teman yang membuat soal. Kita ada akun, langsung masukkan sesuai tugasnya. Tapi untuk AKMI ini saya lihat pertim kerjanya. Jadi harus mengenal satu sama lain, tahu karakteristik teman kerja”, jelasnya.

Ditanya mengenai tahapan soal AKM  yang dibuat tim, Nurcaya menyebut harus sesuai indikator dan dinilai oleh tim ahli.  “Jadi kalo ada tugas buat soal, itu pakai aplikasi.  Kita input soalnya dan ada tim ahli yang menilai sesuai tidak indikator dengan soal. Jika sesuai baru diloloskan, jika tidak berarti buat ulang sampai sesuai. Soal ini masuk bank soal digunakan untuk AKM”, jelasnya.

Atas prestasinya ini, Kepala MTsN 2 Maros, Abbas Dg. Manambung, M.Pd  mengaku sangat senang dan bangga dengan prestasi  yang dicapai salah seorang pengajarnya. Abbas menilai  jika Ibu Nurcaya memang memiliki potensi memajukan madrasah dan itu sudah banyak bukti.

“Tentu sangat senang dan bangga karena membawa MTsN 2 Maros hingga tingkat nasional. Saya lihat, Ibu Caya memang punya potensi termasuk membimbing siswa. Alhamdulillah, atas bimbingannya, setiap tahun madrasah kita meloloskan siswa berprestasi ke tingkat provinsi baik itu ajang KSM maupun OSN”, jelas Abbas Dg. Manambung.

Abbas menambahkan, memang sudah menjadi program madrasah setiap guru harus membimbing siswa secara khusus dengan model yang fleksibel. Bisa dilaksanakan di madrasah, bisa diluar madrasah bahkan bisa secara online seperti  yang lagi tren di masa pandemic ini.

Nurcaya berkomitmen untuk memajukan dunia pendidikan dimanapun Ia mengabdi. Apalagi  saat ini, Nurcaya sudah merasa menyatu dengan MTsN 2 Maros. Nurcaya tidak memungkiri jika pernah ada tawaran untuk pindah madrasah. Namun saat ini Nurcaya bertekad memajukan MTsN 2 Maros dengan berbagai program dan inovasi.

“Salah satu bentuk komitmen saya, saya  ajukan ke kepala madrasah untuk membuat ekskul robotic. Kebetulan saya memiliki sedikit kemampuan untuk melatih robotic. Jadi, ada beberapa sekolah yang meminta saya untuk pembimbing, saya piker kenapa tidak di sekolah kita. Jadi saya sampaikan ke bapak kepala madrasah  kalo bisa dianggarkan tahun depan,  saya siap untuk menjadi pembimbingnya.  Karena selama ini kan pasti di Makassar yang terkenal itu. Oh.. menang lomba robotic. Dalam hati kecil kita, kita juga disini bisa”, imbuhnya.

Nurcaya sudah mengabdi di MTsN 2 sejak tahun 2011. Sehari-hari  mengajar IPA, Ia juga menjadi pembimbing untuk Kompetisi Sains Madrsah (KSM) dan Olimpiade Sains Nasional (OSN).  Awal tahun ini, seorang siswa bimbingannya yakni  Nurun Nisai Ramadani keluar sebagai juara pertama pada ajang AQSHA Competition Bidang IPA. (dlf/hms)


Daerah LAINNYA