Kemah Merdeka Toleransi

Santri Pesantren Sulhas Nekat Bakar Pejabat Kemenag di Kemah Merdeka

Para pejabat Kemenag saat proses pembakaran di Pepe-pepe Ri Makka

Bontomarannu (Humas Gowa). Sebuah kejadian yang membuat napas tertahan terlihat dalam kegiatan Kemah Merdeka Toleransi belum lama ini, Selasa (16/8/2022) lalu di Bumi Perkemahan Pakatto.

Ini terjadi kala sejumlah Santri dan Santriwati dari Pesantren Sultan Hasanuddin menampilkan tarian daerah sebagai bagian dari pentas seni di perkemahan.

Awalnya, semua berlangsung normal, baik musik pengiring dan dua belas penari yang semuanya adalah santri pondok berpadu dalam gerak dan irama.

Sesaat kemudian suasana mulai menegangkan ketika para penari santri putera menyalakan obor dan beraksi dengan meniupnya sehingga tercipta kobaran-kobaran api yang tersembur.

Tak lama kemudian para hadirin yang menyaksikan dibuat menahan napas ketika beberapa pejabat kantor Wilayah Kemenag Kabag TU, H. Ali Yafied dan H. Muhammad Tonang selaku ketua panitia yang juga Kabid Urais Binsyar serta Kasubbag TU Kemenag Gowa, H. Faried Wajedi didekati oleh para penari ini dan dibakar anggota tubuhnya.

Ternyata kobaran api tidak dapat menembus pakaian dan kulit mereka. Justru, mereka terlihat santai dan tersenyum saja. Sontak, hadirin lega dan menyambut dengan tepuk tangan yang meriah.

Pendamping Santri dari Pesantren Sultan Hasanuddin, Ustadzah Nurul Irhamni Fajri,  mengatakan bahwa aksi tersebut adalah Tari Pepe-pepe Ri Makka yang menjadi tarian tradisional asal Sulawesi Selatan. Tarian ini merupakan warisan ajaran dari para ulama terdahulu yang berdakwah di Sulawesi Selatan.

Tari ini telah menjadi ciri khas dari Pesantren Sultan Hasanuddin dimana para Santri akan mempertunjukkan pada waktu khusus yang istimewa. Ini sebagai usaha untuk menjaga kelestarian Local Wisdom di kalangan generasi muda.

Pesantren Sultan Hasanuddin sendiri menyiapkan dua belas penari untuk aksi tersebut. Mereka terdiri atas enam Santri dan enam Santriwati.

Tepuk tangan yang meriah dari hadirin menandakan bahwa ini adalah tradisi yang istimewa dan mendapatkan hati para penonton yang menyaksikan.(bah/OH)


Daerah LAINNYA