Terapkan Prokes, Kegiatan Mengenang 40 Hari Wafatnya Anregurutta Berlangsung Hikmad

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Maros (Humas Maros)-Kegiatan mengenang 40 hari wafatnya Anregurutta KH Muhammad Sanusi Baco Lc, berlangsung khikmad. Kegiatan yang berpusat di Masjid Rabiatul Adawiyah Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Soreng Kabupaten Maros ini berlangsung dengan menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) standar Covid-19, Kamis (24/6).

Sebelum masuk di dalam masjid, setiap peserta kegiatan diperiksa suhu tubuh dan disemprotkan hand sanitizer di tangannya. Bahkan sebelum prosesi kegiatan dimulai, panitia menghimbau kepada seluruh peserta untuk tetap menjaga jarak dan selalu menggunakan masker selama kegiatan berlangsung.

Hadir dalam kegiatan, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provisi Sulawesi Selatan beserta jajaran, para Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan, Rois Syuriah PWNU Sulawesi Selatan, Ketua MUI Kabupaten Maros, pimpinan Gerakan Pemuda Ansor, para tamu undangan, santri dan pengurus Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum sebagai tuan rumah.


Kegiatan diawali dengan laporan Ketua Panitia sekaligus sepatah kata dari keluarga almarhum yang disampaikan oleh Gus Irfan Sanusi.

Gus Irfan mengucapkan rasa terima kasih atas segala doa dari masyarakat dan meminta maaf apabila terdapat kesalahan almarhum. Diselingi Isak kesedihan, Gus Irfan juga meminta bimbingan kepada para sahabat almarhum untuk tetap membimbing dan memberi saran kepada keluarga.

Acara dilanjutkan dengan pembacaan kalam Ilahi dan pembacaan Ratib Athos. Gemuruh doa dan wirid terlantun dari para hadirin.

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provisi Sulawesi Selatan, KH Khaeroni yang dalam sambutannya mengusulkan Anregurutta KH Muhammad Sanusi Baco Lc sebagai Bapak Moderasi Beragama.

Acara yang juga dilakukan secara virtual ini kemudian dilanjutkan dengan testimoni. Testimoni pertama disampaikan oleh Rois Aam Syuriah PBNU KH Miftachul Akhyar yang mengungkapkan bahwa almarhum merupakan pilar negara dan agama yang selalu teduh dalam menyampaikan dakwahnya dan PBNU sangat kehilangan atas sosok seperti almarhum. 


Tertimoni kedua disampaikan oleh dr. Astronias. Dokter Kepresidenan yang seorang Katolik ini sudah menganggap almarhum sebagai ayahandanya, dan dia merasa sangat kehilangan wejangan yang sangat berharga atas kepergian almarhum.

Testimoni ketiga secara virtual disampaikan oleh Direktur Nasional Gusdurian Network Indonesia (GNI) Allisa Wakhid yang menyampaikan bahwa kita mesti meneladani kesederhanaan dan semangat juang almarhum yang tiada lelah menjaga Indonesia dan NU. Selanjutnya, bagi generasi muda diminta untuk melanjutkan perjuangan almarhum.


Testimoni virtual juga disampaikan oleh Rektor Universitas Sulawesi Tenggara Prof. Andi Bahrun yang menyampaikan rasa terima kasih atas bimbingan almarhum.

Disela testimoni, Rois Syuriah PWNU Sulawesi Selatan, AGH Najmuddin Abd. Shafa menyampaikan tausiyah. menurutnya dirinya hanya meneruskan saja pesan-pesan almarhum tentang kebajikan-kebajikan hidup.

Acara formal yang juga diisi penayangan profil dan pembacaan puisi tentang almarhum ditutup dengan doa Ketua MUI Kabupaten Maros, KH Syamsul Khalik yang kemudian dilanjutkan dengan ziarah ke makam Anregurutta KH. Muhammad Sanusi Baco Lc. (Ulya)


Daerah LAINNYA