Galung Beru, (Humas Bulukumba) - Asrama pesantren tidak hanya berfungsi sebagai tempat menginap para santri, tetapi lebih dari itu asrama berfungsi sebagai perpaduan antara tiga pusat pendidikan yaitu pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan pendidikan masyarakat. Kamis, 07/07/2022.
Di asrama para santri hidup bersama kyai dan para ustadz pembina selama 24 jam dalam sehari semalam, ibaratnya bagaikan kehidupan dalam sebuah rumah tangga yang sangat besar.
1. Asrama Sebagai Pendidikan Keluarga
Para pembina berupaya bagaimana menjadi orang tua yang mencintai dan mengasihi anak-anaknya, para santri berupaya bagaimana menjadi anak yang horrmat dan berbakti kepada orang tuanya, dan para santri juga berupaya bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan sesama saudaranya.
Dengan para pembina sebagai pengganti orang tua, asrama pesantren dapat berfungsi sebagai sebuah keluarga. Jika demikian, maka asrama pesantren ibarat sebuah keluarga yang harmonis yang masing-masing individu di dalamnya saling menyayangi, menghormati dan menolong satu dengan yang lain.
2. Asrama Sebagai Pendidikan Sekolah
Pendidikan sekolah yang terdapat di dalam lingkungan pesantren merupakan model pendidikan yang terbaik. Hal ini dikarenakan beberapa alasan; antara lain: Pertama, sekolah yang berada di dalam pesantren memiliki lingkungan yang kondusif untuk menyelenggarakan pendidikan. Berbeda dengan sekolah yang lokasinya di tepi jalan yang sangat ramai dengan kendaraan yang hilir mudik, di pinggir pasar atau di tempat-tempat yang ramai dikunjungi orang, yang dapat mengganggu proses pendidikan dan pembelajaran yang dilangsungkan. Kedua, para santri sepulang dari sekolah kembali ke asrama, berada dalam lingkungan yang sama, suasana yang harmonis, di bawah pengawasan para pembina asrama yang selalu mengawasi dan memperhatikan kehidupan mereka. Hal ini sangat berbeda dengan sekolah di luar pesantren. Sepulang dari sekolah, para siswa kembali kepada keluarga masing-masing yang sangat berbeda satu dengan yang lainnya. Di samping itu, keadaan lingkungan masyarakat sekitar keluarga yang berbeda-beda juga sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan yang dijalani para siswa. Ketiga, dengan berada di dalam asrama pesantren, para santri dapat terhindar dari pengaruh negatif lingkungan sekitar, seperti pergaulan bebas, minuman yang memabukkan, obat-obatan terlarang dan sebagainya, sehingga proses pendidikan dapat dilaksanakan dengan optimal.
3. Asrama Sebagai Pendidikan Masyarakat
Asrama pesantren dengan seluruh komunitas yang ada di dalamnya, dari kyai pimpinan pesantren, guru-guru, para pembina dan seluruh santri, merupakan artificial community (masyarakat buatan). Di dalam masyarakat pesantren ini para santri dilatih seakan-akan menjadi anggota masyarakat yang sesungguhnya. Dengan demikian, asrama pesantren merupakan latihan dan gladi bersih para santri, tentang apa dan bagaimana yang harus mereka lakukan ketika masuk ke dalam masyarakat yang sesungguhnya sepulang dari pesantren. (JSI)