Bontomarannu (Humas Gowa).Tidak bisa dipungkiri keberadaan adat istiadat yang melekat pada masyarakat Indonesia yang majemuk akan sangat berpengaruh terhadap tantangan dakwah ditengah - tengah mereka. Perbedaan pandangan adalah hal yang tidak bisa dihindari.
Ustadz Abd Rasid Dg Nyengka salah satu penyuluh KUA Bontomarannu sangat konsen dalam meluruskan aqidah masyarakat disekitarnya ketika ada penyimpangan dalam pelaksanaan perayaan/hajatan.
Contohnya pada hari Jumat, (13/1/2023) adalah peringatan 40 hari atas kematian ibu salah satu warga di Kel. Borongloe.
Kebiasaan adat Makassar pada 40 hari kematian diperingati dengan memotong seekor kambing atau seekor sapi atas nama si mayit. Dengan maksud sebagai kendaraannya dengan kata lain bekalnya nanti ketika di akhirat. Acara dilaksanakan dengan mengundang keluarga untuk datang berkumpul dan mendoakan.
"Pemahaman yang beginimi yang harus diluruskan di masyarakat. Dan salah satu peranan penyuluh untuk membimbing masyarakat agar mereka bisa keluar dari kebiasaannya yang menyalahi syariat Islam," tutur Unyeng panggilan akrabnya.
Unyeng yang sebelumnya terus berusaha dengan sabar dalam membimbing dan membina masyarakat disekitarnya akhirnya bisa bernafas lega, masyarakat mulai memahami sehingga bisa ada perubahan sedikit demi sedikit.
Hasilnya seperti hari ini. Unyeng mengusulkan untuk acaranya diganti dengan tahlilan, doa dan membagikan makanan ke Mesjid - mesjid untuk Jum'at berkah.
"Terbagi 300 kotak makanan di 3 masjid di Kel. Borongloe. Saya sangat bersyukur karena mereka sudah ada perubahan pemahaman," ungkap Unyeng penuh haru. (iar/OH)
Daerah
Kegiatan KUA Bontomarannu
Unyeng, Penyuluh Bontomarannu: Luruskan Paham Masyarakat, Harus Sabar
- Jumat, 13 Januari 2023 | 16:21 WIB