As'adiyah Galung Beru

Usai Pembagian Rapor, Humas PP As’adiyah Galung Beru Rilis Opininya

Jusman Imam, S.Pd.I (Humas Ponpes As'adiyah Galung Beru Bulukumba)

Galung Beru, (Humas Bulukumba) – Selasa (28/6/2022). Cerdas bukan hanya untuk mereka yang pintar dan berprestasi dalam bidang akademik saja, misalnya nilai Biologi dan IPS yang lebih unggul dibandingkan dengan nilai mata pelajaran yang lain. Setiap anak terlahir spesial dan istimewa dengan segala keunikan dan kecerdasan yang dimilikinya.

Sementara, banyak masyarakat atau orangtua siswa yang beranggapan bahwa anak cerdas adalah dia yang selalu mendapatkan peringkat 1 atau masuk dalam peringkat 3 besar di sekolahnya atau anak tersebut hebat karena tergabung dalam kelas unggulan misalnya.

Lalu bagaimana dengan siswa yang tidak menonjol pada bidang akademik? bagaimana dengan para siswa yang tidak menyukai bidang ilmu eksak? bagaimana dengan anak-anak yang lebih condong pada minat di bidang lain seperti bidang bahasa, musik, seni, dan olahraga? Apakah mereka termasuk kategori anak-anak “bodoh”? tentu saja tidak.

Di sini peran guru juga sangat krusial untuk memberikan pengertian terhadap orang tua, bahwa setiap anak memiliki prestasi, potensi dan keunggulan di bidangnya masing-masing karena para orang tua belum sepenuhnya menyadari jika setiap anak punya kompetensi yang berbeda dan itu tidak melulu harus di bidang akademik tok saja.

Keinginan, Kemampuan, bakat, dan minat anak itu berbeda-beda. Mungkin saja anak kita lemah di bidang hafal quran, namun di sisi lain anak tersebut unggul di bidang olahraga, seni, atau lainnya.

Semua anak itu pintar, tidak ada anak yang bodoh. Jadi kita selaku pendidik, tidak ada alasan  men-jugde sang anak bodoh, lemah, tumpul, hanya karena nilai pada mata pelajaran tertentu tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Orangtua atau wali siswa bisa mengecek kembali pada rapor anaknya, pasti ada salah satu nilai yang unggul. Mungkin disitulah minat sang anak yang perlu digali dan diedukasi lebih kedalam.

Dukung dan terus asah potensi anak sesuai minatnya. Misalnya anak menyukai bidang seni, olahraga dan tidak unggul dalam bidang IPS, IPA, maka berikanlah edukasi kepada anak tersebut dalam hal menekuni bidang seni dan olahraga.

Mengalamatkan berbagai istilah ketidakmampuan kepada anak justru tanpa kita sadari hal seperti ini akan membuat anak hanya akan fokus pada titik lemahnya, sehingga kemampuan yang dimilikinya pada bidang lain semakin tidak terarah dan pastinya selalu merasa terpojokkan, minder, dan hilang kepercayaan dirinya.

Biarkan anak berkreasi dan mengasah potensi yang ada pada dirinya. Berikan terus stimulus, edukasi, motivasi, untuk mengembangkan kecerdasan yang dimilikinya. Karena setiap anak itu unik dan cerdas sesuai dengan bidang dan potensinya. Sekali lagi, Setiap anak terlahir spesial dan istimewa dengan segala keunikan dan kecerdasan yang dimilikinya. (JSI)


Daerah LAINNYA