Makassar, (Kemenag Sulsel) - Ketika kita mendapatkan berita yang datangnya dari orang-orang fasik, yang harus pertama dilakukan adalah fa tabayyanu, untuk melakukan kroscek Tabayyun kebenaran atas berita tersebut, sebagaimana yang tertuang dalam Al Qur'an surat Al Hujurat ayat 6.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Agama RI, H. Zainut Tauhid Sa'adi di hadapan segenap Civitas Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) Makassar, pada acara Kuliah Umum Literasi Digital sektor pendidikan, dengan mengusung tema, "Etika Bermedia Digital", kamis, (11/5/2023), di Masjid Anas Bin Malik Kampus STIBA Makassar.
Zainuddin Tauhid Sa'adi menambahkan bahwa kita tidak boleh mencela, menghardik, melakukan ghibah, fitnah, dan namimah karena itu dilarang dalam Al Qur'an, olehnya itu, dalam etika bermedia sosial yang pertama dilakukan adalah kembali ke ajaran Al Qur'anul Karim, ujarnya.
Ia menambahkan bahwa, kalau kita beriman kepada Allah dah Hari Akhir, maka kita harus berbicara yang baik, dan kalau kita tidak bisa bicara yang baik, maka diamlah, ujarnya dihadapan ratusan mahasiswa
Selain itu, wamenag yang juga merupakan politisi partai persatuan pembangunan ini, mengutip nasehat dari Imam Syafi'i yaitu, "jika anda ingin hidup dengan aman, bahagia, mendapatkan keberuntungan, harta berlimpah, dan harga diri terjaga, maka jagalah lisanmu, jangan membicarakan aib orang lain, karena kita semua memiliki aib.
Diakhir kuliah umumnya, ia mengajak seluruh hadirin agar bijak dalam bermedia sosial, mengutamakan adab dan akhlak, sebab orang yang berilmu tapi tidak berakhlak itu tidak ada manfaatnya.
"Apabila memperoleh berita dari media sosial jangan langsung di percaya, dan membagikan, karena berita itu ada dua kemungkinan, bisa benar, dan bisa salah, kalau itu salah berarti tidak boleh disebarkanluaskan, sebab bila itu kita lakukan berarti kita ikut menyebarkan kemaksiatan. Sedangkan bila kita menerima berita yang benar, kita tetap memilah dan memilah apakah ada manfaatnya bila kita menyebarluaskan, sebab ada berita yang benar tapi belum tentu baik untuk orang lain, baik untuk orang dewasa tapi tidak baik untuk anak-anak, sebab media sosial itu jangkauannya sangat luas", ujarnya.
Kegiatan Literasi Digital ini terselenggara atas kerjasama Kominfo, Kemenag dan STIBA Makassar, yang juga menghadirkan pembicara ust. H. Anshar Syukur, dan K.H. Muhammad Yusran Anshar.