Bone, (Inmas_Sulsel) -- Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI, Waryono Abdul Ghofur menyampaikan kuliah umum dihadapan ratusan peserta Musyawarah Kerja Pengurus Pusat As'adiyah, di Pondok Pesantren Al Ikhlas Ujung Kab. Bone, Sabtu (25/02).
Bertajuk peran pondok pesantren dalam menyebarkan dakwah moderat dan membangun ekonomi umat, Waryono meyakini saat ini alumni pesantren tidak hanya pakar dalam cakupan keilmuan Agama saja, namun secara sistematis diharapkan mampu mengisi setiap ruang kosong yang ada di bangsa ini.
Sebagai lembaga pendidikan dan dakwah yang tertua di Indonesia, pemerintah merasa perlu hadir menyokong pesantren akibat kontribusi nyata ditunjukkan pesantren ikut terlibat membangun bangsa.
Keseriusan pemerintah untuk turut menopang pesantren secara ekonomi dicerminkan dengan lahirnya program Peta Jalan Kemandirian Pesantren sebagai ikhtiar pengembangan pondok pesantren, bukan hanya sebagai lembaga pendidikan dan dakwah tapi juga sebagai landasan pijak pesantren agar dapat mandiri secara ekonomi tidak hanya bagi dirinya namun juga bagi masyarakat dan lingkungannya.
catatan sejarah membuktikan dimana ada pesantren, menyatunya pengasuh, santri dan masyarakat menjadi ciri hadirnya peradaban baru yang dapat menciptakan peluang pemberdayaan ekonomi.
Waryono menjelaskan, sejak tahun 2021 PJKP telah menyusun program berkelanjutan dimulai dengan menyusun dashboard data ekonomi pesantren dengan pilot program sebanyak 100 pesantren kemudian dilanjutkan tahun 2022 dengan mereplikasi 500 pesantren, gerakan santripreneur dan launching platform digital ekonomi pesantren yang dikenal dengan program BUMPes dan Santripreneur.
Selanjutnya, tahun ini Kemenag kembali mereplikasi program Bantuan Inkubasi Bisnis Pesantren dengan sasaran 1.500 pesantren dengan konsep sistem jejaring atau kita kenal dengan Community Economic Hub, tutur Guru Besar UIN Sunan Kalijaga ini
Selain itu, berbagai ikhtiar juga terus diupayakan pemerintah agar bisa memberi fasilitasi kepada santri dengan berbagai program beasiswa diantaranya dengan menambah alokasi penerima bantuan beasiswa bagi santri berprestasi, terutama memberi fasilitasi santri untuk dapat mengakses program studi yang cukup mentereng diantaranya prodi kedokteran dan sebagainya, tutup Waryono.