Bone, (Inmas_Sulsel) -- Komitmen pemerintah memberikan afirmasi terhadap pesantren dalam upaya capaian fungsi pendidikan, dakwah dan pemberdayaan terus diupayakan. Salah satunya melalui program inkubasi bisnis pesantren.
Adalah pondok pesantren Al Ikhlas Ujung, PP. Al Junaidiyah Biru dan PP. Al Maarif Bilae Kab. Bone merupakan beberapa pondok dari 609 pesantren penerima inkubasi bisnis pesantren yang digulirkan kementerian agama sejak tahun 2021 silam, hari ini, Sabtu (25/02) ditinjau langsung pemanfaatannya oleh Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI, Waryono Abdul Ghofur dalam lawatan kerjanya di Prov. Sulawesi Selatan.
Peternakan ikan Al Ikhlas Ujung, Al Maarif Mart dan Percetakan Digital Al Junaidiyah merupakan pilot project pemanfaatan inkubasi pesantren unggulan 3 pesantren besar yang berdomisili di Kab. Bone dengan nilai bantuan inkubasi yang bervariasi mulai 70-150jt.
Menyampaikan arahan, Waryono mengatakan hadirnya bantuan inkubasi bisnis pesantren diharapkan dapat menghasilkan sumber Daya Manusia yang unggul, memiliki keterampilan kerja dan kewirausahaan sehingga tidak hanya dinikmati oleh santri saja namun dapat bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Menurutnya, Inkubasi ini diharapkan menjadikan pesantren yang dapat tumbuh berkembang dengan kekuatan kaki sendiri dengan kekuatan finasial, sehingga kebutuhan pondok dari asrama hingga gaji pendidik tidak lagi membuat pesantren kelimpungan karena telah memiliki modal sendiri, tambahnya.
Disamping itu, hal lain yang menjadi tujuan diadakan program ini sebagai program berkesinambungan yang nantinya dapat membangun jejaring atau community economic hub, dengan kata lain terjalin keterkaitan antara pesantren satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh pesantren apa dapat menghasilkan produk apa, dan pesantren mana yang membutuhkan, begitupun sebaliknya, tutur Guru Besar UIN Sunan Kalijaga.
Dan pada akhirnya, 30an ribu pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia secara “tadarruj” memungkinkan keberadaan pesantren memiliki kekuatan yang mandiri dalam sisi ekonomi mempertahankan eksistensinya sebagai Lembaga Pendidikan, dakwah dan pemberdayaan.