Makassar (Humas Sulsel) - Kakanwil Kemenag Sulsel H. Khaeroni membaur bersama Ribuan Jam'iyyah Khalwatiyah Syekh Yusuf Al-Makassary memadati Aula Arafah, Asrama Haji Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sabtu 4 maret 2023).
Kehadiran Ribuan jamaah pengikut Thareqah Khalwatiyah Syekh Yusuf Al-Makassary itu, untuk memperingati Haul ke-17 wafatnya KHS Djamaluddin Assegaf atau akrab disapa Puang Ramma, yang merupakan salah satu Tokoh pendiri Nahdlatul Ulama di Sulawesi Selatan.
Jamaah yang datang berasal dari sejumlah daerah di Indonesia. Ada dari Kalimantan, Pulau Jawa, Sulawesi hingga Papua, bahkan ada yang datang khusus dari langsung dari Arab Saudi.
Selain Kakanwil Kemenag Sulsel, Dalam acara itu, sejumlah tokoh juga hadir mulai dari Bupati, Legislator Sulsel, Petinggi TNI dan Polri, BUMN, termasul sejumlah Rektor dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Kota se-Sulsel.
Tampak pula para Generasi Pelanjut Mursyid Thareqah Khalwatiyah Syekh Yusuf Al-Makassary dari Puang Ramma, yaitu Puang Makka, Abdul Hamid Assegaf Puang Cora, Syekh Sayyid Abdul Majid Assegaf Puang Sikki dan Syekh Malik Assegaf Puang Ramma juga hadir.
Usai Acara, Khaeroni menyampaikan bahwa Kegiatan ini memiliki dasar kuat dalam khasanah umat Islam, bahwa Rasulullah senantiasa mengunjungi makam di Uhud, setiap tahunnya,” katanya
Kakanwil juga kenang Almagfurlah Syekh Puang Ramma sebagai sosok dan tokoh yang multitalented, “Puang Ramma itu Ulama, Politikus, Qadhi, Guru, Organisatoris, Pejuang bahkan Waliullah, mengawinkan peran seperti itu sudah sangat sulit ditemukan di Era Sekarang,” kenangnya.
Kata Kakanwil, ada empat poin penting dalam haul. Pertama, sebuah bukti mahabbah kepada Puang Ramma yang telah berjasa kepada banyak orang dan sebagai generasi pelanjut wajib mengirimkan doa kepadanya.
“Ini juga contoh yang diajarkan Rasulullah, banyak mendoakan, mengirimkan doa. Karena doa kepada Waliullah itu akan kembali kepada kita,” ungkapnya.
Kedua, mengenang Napak tilas perjuangan Puang Ramma. Sejarah telah mencatat Syekh Jamaludin Puang Ramma tidak bisa dilepaskan dari gemilangnya perjuangan dakwah ke-Islaman, dan panji NU juga berkibar di Sulsel.
“Momen ini kita berusaha mengambil secuil dari kebesaran jasa-jasa beliau,” tandasnya.
Ketiga, merupakan momentum untuk memperkokoh, mendapatkan kekuatan ukhuwah antar jamaah. Dengan silaturrahim problematika organisasi akan mudah terurai.
“Puang Ramma simbol keutuhan, persatuan. Dan ini menjadi kewajiban kita untuk merawat,” ujarnya.
“Keempat, sebagai momen memperoleh berkah dan hikmah dari karamah Al-Habib Puang Ramma. Kita tertarik untuk datang, karena tentu atas seluruh apa yang telah dibangun, kita dengarkan kebijakan, ilmu berkah yang telah ditaburkan untuk kita,” jelas Khaeroni
Lebih Lanjut, Kakanwil Kemenag Sulsel berpesan agar semua masyarakat utamanya jamaah Anregurutta Puang Ramma tetap menjaga dan menyambungkan energi serta melanjutkan perjuangan para Pendahulu kita, karena ketersambungan energi tersebutlah yang bisa membuat kita menjadi kuat menghadapi segala bentuk tantangan di Dunia ini, dan semoga kelak diakhirat kita dikumpulkan bersama di barisan Beliau dan Rasulullah SAW, Pesannya.
Acara berlangsung cukup meriah dengan dengan iringan salawat dan Qasidah rabana, Para jamaah yang hadir tampak larut melantunkan shalawat yang diajarkan Puang Ramma.
Selain Haul Ke-17 Puang Ramma, acara besok juga dirangkaikan dengan Haul ke-33 Ummi Haja Syarifah Mu'minah atau akrab disapa Puang Nurung. Sekedar diketahui, Puang Ramma wafat pada Jumat 15 Sya'ban 1427 Hijriyah atau 8 September 2006 dan dimakamkan di Tamboa Maros. Sementara Puang Nurung wafat Senin 15 Sya'ban 1410 Hijriah atau 13 Maret 1990. (Wrd)