Narasumber Penguatan Moderasi Beragama di Parepare, Kakanwil Sebut Kerukunan Berdampak pada Pertumbuhan Ekonomi

Parepare, HUMAS KEMENAG – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, H. Muh. Tonang bertindak selaku narasumber pada kegiatan penguatan moderasi beragama yang diselenggarakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Parepare, Minggu 9 Juni 2024.

Kakanwil Muh. Tonang yang juga didaulat membuka kegiatan ini, dalam pemaparan materinya mengungkapkan bahwa Kota Parepare adalah Kota Niaga, dengan penduduk yang herterogen, namun tetap hidup rukun berdampingan.

“Kota Parepare ini adalah kota niaga, dimana perputaran roda ekonomi digerakkan oleh warganya yang merupakan penduduk urban, yakni berasal dari latar belakang etnis dan agama yang berbeda-beda namun tetap harmonis dan hidup rukun berdampingan,” ungkapnya.

Menurut Tonang, perdamain dan kerukunan merupakan salah satu faktor penting dalam terciptanya pertumbuhan ekonomi suatu bangsa, olehnya itu dirinya mengimbau kepada warga Kota Parepare pada khususnya agar ikut berperan aktif dalam menjaga suasana perdamaian dan kerukunan tersebut.

“Negara ini harus kita jaga dan rawat bersama-sama dengan baik, karena pertumbuhan ekonomi itu dapat tercipta dengan adanya perdamaian dan kerukunan,” tegasnya.

Selain itu, pada kesempatan ini Tonang juga menyoal tentang pencipataan manusia dalam keberagaman yang menurutnya adalah suatu ketetapan Tuhan atau Sunnatullah.  Ia pun kemudian mengulik sekilas tentang konsep Lita'arafu dalam Al-Qur'an.

“Manusia diciptakan beragam itu sunnatullah. Konsep lita'arafu dalam Al-Qur'an jika kita kaji lebih jauh dan lebih dalam lagi, maka kita akan dapati sifat toleransi disitu," jelasnya.

Ditambahkan Tonang, bahwa jika berbicara soal moderasi beragama, adalah juga bicara tentang ukhuwah wathania, dimana warga diikat dalam suatu wilayah kesatuan yang bernama NKRI.

"Penduduk negeri ini walaupun mayoritas muslim yang mungkin kuat dari sisi jumlah, akan tetapi kita diikat dengan ikatan kemanusiaan, yang kemudian diikat dengan ukhuwah wathaniyah, dimana harus taat bersama-sama kepada tata aturan negara," urainya.

Terakhir Tonang menyampaikan, bahwa ada asumsi yang mengatakan bahwa toleransi itu adalah program atau budaya Barat, padahal sesungguhnya kata Tonang, toleransi telah dikenal dalam budaya leluhur Bugis Makassar.

“Prinsip sipakatau, sipakalebbi, dan sipakainga adalah kearifan lokal yang bermakna toleran, yakni adanya rasa saling memanusiakan, saling menghargai, dan saling mengingatkan bahwa kita memang diciptakan berbeda, namun dengan perbedaan itu kita bisa saling meghormati,” pungkasnya.

Diketahui, kegiatan yang digelar di Aula Lt. 5 Gedung Perpusatakaan Kampus IAIN Parepare ini diikuti 75 peserta dari unsur pegawai kemenag, perwakilan mahasiswa dan  Ormas Keagamaan.

Adapun narsamber yang dihadirkan selain Kakanwil, adalah Kabag TU Ali Yafid,  Pembantu Rektor III IAIN Parepare, Kepala Kemenag Kota Parepare, Kepala Kesboangpol Kota Parepare, Ketua PW Ansor Sulsel, Ketua FKUB Kota Parepare dan Ketua Program Pasca Sarjana IAIN Parepare. (AB)


Wilayah LAINNYA