Makassar, (Humas Kanwil) - Pandemi Covid-19 yang sedang melanda jagad ini tidak ada satupun yang tahu pasti kapan akan berakhir. Dalam ketidakpastian ini, pemerintah selain melakukan upaya pencegahan penularan dan pengobatan bagi pasien yang terpapar, juga mengajak segenap rakyat Indonesia untuk memohon pertolongan dan lindungan Allah SWT dengan menggelar doa kebangsaan dan kemanusiaan dalam melawan wabah virus corona ini. Kamis 14 Mei 2020.
Kegiatan yang digelar dan disiarkan secara live oleh stasiun TVRI dan RRI pukul 9.30 WIB ini, menurut Nisafri ketua pelaksana doa kebangsaan dan kemanusiaan bertujuan untuk mendoakan Indonesia bebas dari covid-19 sekaligus membangkitkan kepedulian dan rasa kemanusiaan bangsa dalam menghadapi pandemi global ini, dan juga untuk memperingati hari doa dunia yang jatuh pada tanggal 15 Mei 2020.
Doa dipimpin oleh enam tokoh lintas agama, yakni Prof Dr KH M Quraish Shihab, Pdt Dr Ronny Mandang, Ignatius Kardinal Suharyo, Ida Pedanda Nabe Gede Bang Buruan Manuaba, Sri Panyavaro Mahatera, dan Xs Budi S Tanuwibowo.
Kegiatan ini diawali dengan sambutan Presiden Joko Windodo yang menyampaikan imbauan, harapan dan menyemangati rakyat Indonesia agar senantiasa bersabar menerima musibah ini dengan lapang dada, dan tetap kuat agar bangsa ini bisa selamat melewati ujian dari Allah SWT.
"Selain berikhtiar dengan berbagai usaha lahiriah, kita juga wajib melakukan ikhtiar batinia dengan tidak henti-hentinya memanjatkan doa, memohon pertolongan Allah SWT agar rakyat , bangsa dan negara kita juga dunia segera terbebas dari pandemi ini agar kita semua diringankan, disingkirkan dari segala musibah", ucap Jokowi
Lebih lanjut Jokowi mengungkapkan bahwa kepanikan adalah separuh dari penyakit, ketenangan adalah separuh obat dan kesabaran adalah titik tolak kesembuhan. Untuk itu ia mengajak rakyat Indonesia menghilangkan rasa cemas, jauhkan diri dari ketakutan yang berlebihan, hidupkan optimisme, bangkitkan empati serta tumbuhkan solidaritas sosial.
Joko Widodo yang membacakan sambutannya dari Istana Negara juga menyampaikan imbauan agar bangsa ini bisa selamat dari pandemi covid-19.
"Untuk bisa selamat kita harus disiplin. Disiplin dalam menjaga kesehatan, disiplin dalam menjaga immunitas, disiplin untuk cuci tangan dengan sabun, disiplin untuk menjaga jarak dan memakai masker, disiplin untuk bekerja dan bersekolah dari rumah serta tidak mudik dan beribadah di rumah saja", imbaunya
Setelah sambutan Presiden, pembacaan doa dilakukan secara berturut-turut oleh 6 tokoh lintas agama, yang dimulai dengan pembacaan doa oleh XS Budi S.Taniwibowo pimpinan Konghucu, disusul Budha, Hindu, Katolik, Kristen dan ditutup oleh Prof Dr KH M Quraish Shihab yang membacakan doa seturut agama Islam.
Doa kebangsaan dan kemanusiaan yang disiarkan secara live ini juga diikuti oleh Kakanwil Kemenag Sulsel H.Anwar Abubakar dari ruang kerjanya di Jalan Nuri Nomor 51 Makassar.
Anwar Abubakar mengungkapkan bahwa doa adalah senjata yang memiliki kekuatan khusus dan tersendiri diluar ikhtiar duniawi. "Semoga doa kita ini berkontribusi terhadap masalah yang saat ini menimpa bangsa kita dan seluruh negara di dunia", ucapnya
"Covid 19 ini juga memantik solidaritas dan kepedulian sosial kemanusiaan antara sesama", lanjutnya. Untuk itu, kata Kakanwil, kita semua harus disiplin terhadap protokol kesehatan khususnya covid 19, karena wabah ini tidak mengenal sekat-sekat kemanusiaan yaitu SARA.
H.Anwar Abubakar juga menyampaikan bahwa semua tokoh agama yakin bahwa ketika masa sulit ini berhasil dilewati, bangsa Indonesia akan semakin kuat dan berjaya, baik secara ekonomi, sosial maupun dalam segala sendi kehidupan lainnya.
Selain doa bersama, di akhir acara digelar konser penggalangan dana. Grup band Radja menjadi pengisi acara penggalangan dana yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk bantuan kepada masyarakat yanh terdampak COVID-19.(AB)