Makassar, (Inmas_Sulsel) -- Staf ahli Menteri Agama RI Bidang Riset Hasanuddin Ali memberi apresiasi dua pondok pesantren di Makassar setelah diberi ruang untuk menengok keberlangsungan usaha yang dimiliki Pondok Pesantren IMMIM dengan jenis usaha laundry dan Pesantren Babuttaubah dengan usaha depot air minum yang dikembangkannya.
Kedua jenis pengembangan usaha pesantren ini merupakan hasil bantuan modal program prioritas Kemandirian Pondok Pesantren yang dicanangkan Kementerian Agama sejak 2020 silam.
Hasanuddin Ali mengemukakan dari 7 program prioritas Kemenag, Peta Jalan Kemandirian Pesantren merupakan buah keresahan yang dilontarkan secara langsung oleh Gusmen Yaqut Cholil Qoumas yang diketahui memang lahir dan besar dilingkungan pesantren, ungkapnya.
Gus Menag memberi perhatian penuh terhadap pesantren setelah menerima mandat dari Undang-undang pesantren dalam menjalankan fungsi pemberdayaan masyarakat selain tentunya tanpa mengurangi porsi dalam menjalankan fungsi pendidikan dan dakwah.
Pesantren harus mandiri sehingga dapat menopang kehidupan pesantren. Kemandirian Pesantren selain untuk konsumsi internal pondok pesantren juga diharapkan memperluas jangkauan ke masyarakat sekitar, ujar Gus Hasan.
"Program ini telah diikuti sekitar 2000an lebih pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia. Ikhtiar kita menjadikan pesantren betul-betul mandiri tanpa mengurangi porsi pendidikan dan dakwah".
Hasanuddin Ali mengungkapkan, Program ini sebagaimana yang telah direncanakan akan terus berlanjut hingga 2024 mendatang, namun porsinya akan lebih banyak mengutamakan penguatan kepada pesantren yang telah menerima, bisa dalam bentuk penambahan modal, pelatihan atau pendampingan.
Karena sifatnya bisnis, harapan kita tentu prinsip pengelolaan bisnis dapat berjalan dengan baik. Daya tahan itu penting, untuk itu progresnya harus bisa menunjukkan tren yang menanjak meskipun perlahan namun pasti. Menurutnya cashflow merupakan urat nadi sebuah usaha jadi kami berharap pengelolaan bisnis harus sustainable dan potensi pasar bisa diperluas lagi.
Sebelumnya, Kepala Bidang PD. Pontren Kemenag Sulsel, Mulyadi menyampaikan hingga saat ini terdapat 67 pondok pesantren di Sulawesi Selatan yang telah menerima bantuan Inkubasi Bisnis Pesantren.
Dari keseluruhan pesantren yang menjalankan usahanya, kami cukup berbangga sebab tidak kurang dari 80% telah menampakkan progres yang cukup menggembirakan. Sebagai contoh di Kabupaten Sinjai pesantren yang awalnya memiliki 1 unit usaha pertokoan kini telah mampu menambah unit tokonya menjadi 2 buah, pun demikian dengan beberapa unit usaha pesantren di kabupaten lainnya, lapor Mulyadi.
Diketahui, jumlah bantuan Inkubasi Bisnis Pesantren yang digelontorkan Kemenag RI kepada pondok pesantren di Sulawesi Selatan telah menjangkau sebanyak 67 pondok sejak tahun 2020 silam dengan jumlah bantuan bervariasi dari 70juta-300juta rupiah dengan ragam unit usaha dari jasa, perdagangan, perikanan hingga perindustrian.