Malili,(Inmas Lutim) - Terus meningkatnya jumlah kasus perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) secara universal di Indonesia disikapi serius oleh Kementerian Agama.
Lembaga yang mengurusi masalah keagamaan ini mewajibkan pasangan calon suami istri untuk mengikuti kursus calon pengantin (suscatin) atau Bimbingan Perkawinan baik secara kelompok maupun perorangan Kewajiban tersebut menyusul keluarnya Surat Edaran Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (SE Dirjen Bimas Islam) Nomor DJ.II/PW.01/1997/2009 tentang Kursus Calon Pengantin, tertanggal 11 Desember 2009.
Rabu, 24 Juli 2019 melalui seksi bimbingan masyarakat Islam Bimbingan Perkawinan dilaksanakan secara berkelompok di Kecamatan Towuti Kegiatan ini dibuka oleh H. Muhammad Nur Halik selaku Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Luwu Timur menyampaikan "Saling pengertian, jangan menjadi pencemburu, dalam mengarungi rumah tangga hanya satu konsep untuk mencapai keluar sakinah, mawaddah warahmah yaitu pendekatan dengan sholat 5 waktu"
Nur Halik menambahkan, "laki-laki yang sudah menikah hanya 40% hak istri kepada suaminya sisanya 60% hak terhadap ibu.
H. Muhammad Yunus selaku Kepala seksi Bimbingan masyarakat Islam menyampaikan Binwin Insya Allah akan dilaksanakan 4 angkatan, dimana setiap angkatannya terdapat 25 pasang Fatin dan pengantin baru yang akan menerima edukasi tentang perkawinan demi mengurangi angka perceraian dikalangan kaulamuda.
Angkatan pertama gabungan Towuti, Nuha dan Wasuponda, angkatan kedua Mangkutana, Tomoni, Tomoni Timur dan Kalaena, angkatan ketiga Wotu dan Burau dan angkatan terakhir akan bergeser ke Malili dan Angkona.
Selain Kakankemenag Lutim, pemateri juga disampaikan oleh H.Muhammad Yunus, S.Ag Kasi Bimas Islam, Drs. H. Marwan, Rahmat, S.Ag, Rusdidaming, S.Ag.MH, Husin Miolo, S.Ag juga Tutor Hj. Hamidah, Lc, yang tentunya para narasumber yang sudah matang dalam proses perkawinan.(dyt/wrd)
_________________________
website : ðŸŒsulsel.kemenag.go.id
🕋Facebook : Info Kemenag Luwu Timur
💌Instagram : @inmas_kemenaglutim
