Jakarta, (Inmas Bantaeng) - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI telah menuntaskan seluruh tahapan Pemilihan Penyuluh Agama Islam PNS dan Non PNS Teladan tingkat Nasional tahun 2019, setelah 60 Penyuluh Teladan dari Seluruh Provinsi se Indonesia telah tampil menyampaikan makalahnya di hadapan dewan juri bertempat di Hotel Holiday Jl. Gajah Mada, Jakarta Barat, pada Selasa 20 Agustus 2019.
Malam anugerah penyuluh Agama Islam Teladan 2019 sebagai malam puncak penganugerahan atas 12 Penyuluh Agama Islam Teladan Tingkat Nasional tahun 2019 yang digelar Rabu (21/8/19) malam dihadiri oleh Kakanwil Kemenag Provinsi dan Kepala Kankemenag Kab/Kota, serta para bupati dan wali kota se Indonesia.
Turut hadir Kakan Kemenag Kab. Bantaeng Dr. H. Muhammad Yunus, S.Ag, M.Ag dan Kakan Kemenag Kab. Soppeng Dr. H. Huzaemah, M.Ag, mendampingi Kakanwil Kemenag Sulsel H. Anwar Abubakar, S.Ag, M.Pd.
Piagam dan uang pembinaan diserahkan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin pada malam Anugerah Penyuluh Agama Islam Teladan PNS dan Non PNS 2019 tersebut.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bimas Islam, Muhammadiyah Amin dalam laporannya mengatakan ajang Pemilihan Penyuluh Agama Islam Teladan tahun 2019 diikuti 60 peserta. Mereka adalah peserta terbaik hasil seleksi berjenjang yang dilakukan sejak tingkat kabupaten/kota dan provinsi.
"Inovasi dalam pemilihan penyuluh teladan tahun ini di mana kami mengundang pemerintah daerah seperti bupati dan walikota yang telah menaruh perhatian dengan membantu kendaraan operasional roda dua kepada penyuluh," ujar Muhammadiyah Amin.
Ajang pemilihan penyuluh teladan tingkat Nasional PNS 2019 ini menjadi perhelatan kesembilan kalinya. Sementara untuk penyuluh Non PNS Teladan tingkat nasional 2019 merupakan kali kedua.
Di acara tersebut, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak penyuluh agama Islam di Indonesia untuk mendakwahkan Islam sebagai agama yang menebarkan salam dan kedamaian.
"Agama itu mengajak kebajikan. Mari bawakan Islam dan dakwahkan Islam sebagai agama yang menebarkan salam dan kedamaian kepada siapa pun di mana pun dan kapan pun. Dakwah itu mengajak, bukan sebaliknya, agama membuat kita saling terpisah-pisah," ujar Menag.
Ia pun menyebut Islam adalah agama kemanusiaan dan hadir untuk mengangkat harkat martabat kemanusiaan sesuai perkembangan peradaban zaman. Inti ajaran Islam adalah kemanusiaan.
Menag kemudian mengajak kepada penyuluh sebagai garda terdepan untuk senantiasa menjaga dan memelihara warisan peninggalan yang baik baik dari para pendahulu.
Menurut Menag, apa yang telah diraih bangsa Indonesia dalam menjaga kerukunan antar umat beragama dan menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang dikenal dunia tidak bisa lepas dari nilai-nilai agama adalah buah dari apa yang disemai oleh para pendahulu.
Karena itu, menjadi tugas bangsa saat ini untuk melahirkan nilai-nilai maslahat atau inovasi sesuai konteks kekinian. Islam sangat peduli dengan aspek sosial dan semua itu bermuara pada kemanusiaan. Itulah esensi Islam di tengah kemajemukan.
Kepada para peraih anugerah Penyuluh Teladan Nasional 2019, Menag mengajak untuk memaknai anugerah sebagai kehormatan dan kemuliaan dalam menjalani tugas fungsi penerangan dan penyuluh kepada umat Islam. Ia juga mengimbau kepada penyuluh untuk mengedepankan rasa syukur dengan menjalani fungsi dan tanggung jawab sebagai penyuluh agama Islam sesuai esensi agama itu sendiri.
"Saya ikut merasakan problematika yang dihadapi para penyuluh agama Islam di lapangan dan saya sangat menyadarinya. Dan itu menjadi tanggung jawab kami dalam mencari solusinya," ucap Menag.
Berikut daftar penyuluh agama Islam PNS dan Non PNS peraih anugerah Penyuluh Teladan tahun 2019 untuk kategori Terbaik dan Harapan:
Penyuluh Agama Islam PNS:
Penyuluh Agama Islam Non-PNS:
Sebanyak 12 penyuluh teladan yang terdiri dari 6 Penyuluh PNS dan 6 Penyuluh Non PNS telah terpilih dan berhak mendapatkan penghargaan dari Kementerian Agama tahun ini.
Piagam dan uang pembinaan diserahkan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin pada malam Anugerah Penyuluh Agama Islam Teladan PNS dan Non PNS 2019 tersebut.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bimas Islam, Muhammadiyah Amin dalam laporannya mengatakan ajang Pemilihan Penyuluh Agama Islam Teladan tahun 2019 diikuti 60 peserta. Mereka adalah peserta terbaik hasil seleksi berjenjang yang dilakukan sejak tingkat kabupaten/kota dan provinsi.
"Inovasi dalam pemilihan penyuluh teladan tahun ini di mana kami mengundang pemerintah daerah seperti bupati dan walikota yang telah menaruh perhatian dengan membantu kendaraan operasional roda dua kepada penyuluh," ujar Muhammadiyah Amin.
Ajang pemilihan penyuluh teladan tingkat Nasional PNS 2019 ini menjadi perhelatan kesembilan kalinya. Sementara untuk penyuluh Non PNS Teladan tingkat nasional 2019 merupakan kali kedua.
Di acara tersebut, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak penyuluh agama Islam di Indonesia untuk mendakwahkan Islam sebagai agama yang menebarkan salam dan kedamaian.
"Agama itu mengajak kebajikan. Mari bawakan Islam dan dakwahkan Islam sebagai agama yang menebarkan salam dan kedamaian kepada siapa pun di mana pun dan kapan pun. Dakwah itu mengajak, bukan sebaliknya, agama membuat kita saling terpisah-pisah," ujar Menag.
Ia pun menyebut Islam adalah agama kemanusiaan dan hadir untuk mengangkat harkat martabat kemanusiaan sesuai perkembangan peradaban zaman. Inti ajaran Islam adalah kemanusiaan.
Menag kemudian mengajak kepada penyuluh sebagai garda terdepan untuk senantiasa menjaga dan memelihara warisan peninggalan yang baik baik dari para pendahulu.
Menurut Menag, apa yang telah diraih bangsa Indonesia dalam menjaga kerukunan antar umat beragama dan menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang dikenal dunia tidak bisa lepas dari nilai-nilai agama adalah buah dari apa yang disemai oleh para pendahulu.
Karena itu, menjadi tugas bangsa saat ini untuk melahirkan nilai-nilai maslahat atau inovasi sesuai konteks kekinian. Islam sangat peduli dengan aspek sosial dan semua itu bermuara pada kemanusiaan. Itulah esensi Islam di tengah kemajemukan.
Kepada para peraih anugerah Penyuluh Teladan Nasional 2019, Menag mengajak untuk memaknai anugerah sebagai kehormatan dan kemuliaan dalam menjalani tugas fungsi penerangan dan penyuluh kepada umat Islam. Ia juga mengimbau kepada penyuluh untuk mengedepankan rasa syukur dengan menjalani fungsi dan tanggung jawab sebagai penyuluh agama Islam sesuai esensi agama itu sendiri.
"Saya ikut merasakan problematika yang dihadapi para penyuluh agama Islam di lapangan dan saya sangat menyadarinya. Dan itu menjadi tanggung jawab kami dalam mencari solusinya," ucap Menag.
Berikut daftar penyuluh agama Islam PNS dan Non PNS peraih anugerah Penyuluh Teladan tahun 2019 untuk kategori Terbaik dan Harapan:
Penyuluh Agama Islam PNS:
- Terbaik I, Aiman Sholeha, utusan Provinsi Lampung
- Terbaik II, Shohibul Izhar, utusan Provinsi Jawa Timur
- Terbaik III, Siti Murdlijati Fauziah, utusan DKI Jakarta
- Harapan I, Moh Rosihin, utusan Provinsi Bali
- Harapan II, Nur Budi Handayani, utusan Provinsi Jawa Tengah
- Harapan III, Muhammad Kastawi, utusan Provinsi Sumatera Selatan
Penyuluh Agama Islam Non-PNS:
- Terbaik I, Heri Putra Effendi, utusan Provinsi Bengkulu
- Terbaik II, Ratna Ulfatul Fuadiyah, utusan Provinsi Jawa Tengah
- Terbaik III, Muhammad Faizin, utusan Provinsi Gorontalo
- Harapan I, Ahmad Syarif Fathoni, utusan Provinsi Jawa Timur
- Harapan II, Wahyu Hasanah, utusan Provinsi D.I Yogyakarta
- Harapan III, Ida Widaningsih, utusan Provinsi Jawa Barat.
Sedang Penyuluh Teladan Non PNS utusan Provinsi Sulawesi Selatan atas nama Hamzah, S.PdI yang merupakan Penyuluh Agama Islam asal Kec. Pa'jukukang Kab. Bantaeng pada Pemilihan Penyuluh Teladan Tingkat Nasional kali ini telah memberikan performa yang cukup maksimal namun karena persaingan yang cukup ketat dan sangat kompetitif, Hamzah hanya berhasil menempati urutan 15 besar sementara Penyuluh PNS asal Kab. Soppeng menempati urutan ke 11. Sukses buat Penyuluh teladan kita, semoga kedepan dapat mempersembahkan yang lebih baik lagi buat Provinsi Sulawesi Selatan serta Kabupaten yang kita cintai bersama. (mhd/arf)