Bagi Menag, Tidak Mudik itu Pilihan Akal Sehat dan Rasional

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Jakarta, (Humas Kemenag)  - Ditengah pandemi Covid-19 di Indonesia, pemerintah saat ini tak henti menyebarluaskan informasi mengenai larangan mudik.

Mudik  diyakini bisa memicu terjadinya penularan dari wabah mematikan Covid 19.

Larangan mudik juga di gaungkan Menteri Agama RI Fachrul Razi. 

Menurut Fachrul, pilihan untuk tidak mudik merupakan pilihan akal sehat dan rasional guna mencegah penyebaran Covid-19. 

"Dalam kondisi saat ini, kita harus menyeimbangkan dengan semangat beribadah dengan akal sehat. Sehingga, bagaimana kualitas ibadah kita tetap baik, tapi penyebaran Covid-19 juga bisa kita eliminasi," pesan Menag, dalam talkshow yang digelar secara daring, Kamis (30/4/2020). 

Dalam talkshow yang bertajuk OBSESI (Obrolan Seputar Soal Islam), ini juga ditekankan Menag, bahwa Rasulullah SAW selalu mencontohkan umatnya untuk beragama dengan menggunakan akal sehat. 

"Setiap langkah Rasulullah dalam berdakwah, memimpin dan menjalankan agama selalu didasari dengan penalaran akal sehat," ungkap Menag.

Contoh yang diberikan Rasulullah ini menurut Menag sesuai dengan perintah Allah yang berulang kali menyebut afala tatafakarun dalam Al-Qur'an. 

"Allah SWT berulangkali menyebutkan, 'apakah kamu tidak berpikir' dalam Al-Qur'an. Ini artinya, dalam beragama kita harus senantiasa menggunakan akal sehat," ujarnya.

Dalam dialog yang juga disiarkan live pada channel Youtube Kementerian Agama ini, Menag memberikan beberapa contoh yang menunjukkan bahwa Rasulullah menggunakan akal sehatnya dalam berdakwah. 

"Ketika pertama kali Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul, beliau tidak langsung berdakwah terbuka. Tapi dengan pertimbangan akal sehat, beliau mulai dulu dari keluarga dan lingkaran terdekatnya. Ini strategi yang digunakan Rasulullah," kata Menag. 

Begitu juga menurut dia, ketika Rasulullah memimpin hijrah dan beberapa peperangan pada masa perjuangan Islam. Saat perang Khandaq misalnya, Rasulullah menerima saran Salman Al-Farisi yang mengusulkan untuk menggali parit guna menghalau musuh. 

"Semuanya selalu penuh pertimbangan akal sehat dan strategi yang matang," imbuh Menag. 

Menag pun menuturkan, akal sehat dan strategi ini harus digunakan umat beragama di tengah darurat Covid-19 yang saat ini sedang melanda Indonesia. 

"Misalnya, kita tahu bahwa sholat berjemaah di masjid lebih utama. Tapi, dalam kondisi saat ini, di mana virus Covid-19 diperkirakan akan menular melalui interaksi yang terjadi di antara manusia, maka berjemaah di masjid malah menjadi tempat potensial penularan," ujar Menag. 

"Maka akal sehat kita sebagai umat beragama tentu tahu bahwa sholat berjemaah di rumah akan lebih baik," tambahnya. 

sumber : Humas


Wilayah LAINNYA