Dikunjungi FKUB Sulsel, KH.Khaeroni Sebut Perbedaan Adalah Sunnatullah

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Makassar, HUMAS SULSEL - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Sulawesi Selatan, KH.Khaeroni menerima jajaran pengurus dan anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulsel di ruang kerjanya. Senin, 12 September 2020.

Rombongan audiensi FKUB Sulsel dipimpin ketuanya Prof Abd. Rahim Yunus, sementara Kakanwil didampingi oleh Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, HM.Nasir dan Kasubbag Ortala dan KUB H.Hasbullah Muntu.



Prof. Abd.Rahim Yunus mengawali dialog dengan memperkenalkan para pengurus/anggota FKUB Sulsel serta mengungkapkan beberapa agenda kegiatan FKUB yang tidak terlaksana akibat pandemi Covid-19.

Ia juga memaparkan kondisi Kantor FKUB Sulsel yang beralamat di Jl. Rappocini Raya No.221 Makassar yang menurutnya masih membutuhkan pembenahan serta kelengkapan sarana penunjang.

"Alhamdulillah tiap tahun FKUB mendapatkan anggaran dari Kanwil. Bahkan pembangunan gedung FKUB juga dibangun dari anggaran Kemenag selama 2 tahun berturut-turut dimasa kepemimpinan Kakanwil Bapak Haji Hamka, namun kantor ini masih perlu pembenahan dan dilengkapi sarana penunjang", ungkap Prof.Abd Rahim Yunus.



Sementara itu, Kakanwil KH.Khaeroni menanggapi kunjungan FKUB ini sebagai kehormatan. "Bagi saya ini sebuah kehormatan karena mestinya saya yang sowan. Ini kebanggan buat saya", ucapnya

KH.Khaetoni lantas membeberkan kisah perjalanan karirnya sebagai ASN yang diawali dengan pengabdian selama 23 tahun pada Direktorat Pendidikan Islam Kemenag RI Jakarta Pusat hingga tahun 2015.

"Setelah itu saya ditunjuk sebagai Kepala Biro IAIN Kendari selama 3 tahun 2 bulan dan di IAIN Salatiga hingga 15 September 2020. Di tempat inilah saya menemukan kerukunan umat beragama yang luar biasa, dimana kota ini mendapatkan predikat kota paling toleran se Indonesia 2 kali berturut-berturut", tuturnya.

Mengenai perbadaan agama dan keyakinan, KH.Khaeroni mengaku tidak asing dengan agama-agama lain diluar islam. "Waktu kuliah saya mengambil jurusan perbandingan agama, bahkan skripsi S1 saya tentang Pertapaan Santa Maria Rawaseneng", sebutnya.



Dirinya mengklaim bahwa dengan mempelajari berbagai pemikiran keagamaan dan keyakinan berbagai agama, menjadi modal awal baginya dalam memahami dan mengaktualisasikan diri dalam kehidupannya.

"Perbadaan keyakinan dan pemahaman kepercayaan itu suatu kelasiman. Suatu keniscayaan yang harus kita alami. Perbedaan itu adalah sunnatullah. Saya memahaminya ibarat pelangi. Ia Indah karena berbeda warna. itu juga yang mendasari kenapa saya ingin bersilaturrahmi ke semua tokoh-tokoh agama", paparnya.

Mengakhiri penyampaiannya, Kakanwil yang selalu tampil sederhana ini mengatakan bahwa NKRI sedang dalam ujian dan godaan, apatah lagi berbagai aliran kepercayaan mulai mengklaim kebenaran masing-masing.

"Dalam situasi seperti ini kami mengimbau kepada tokoh-tokoh agama untuk mengayomi umatnya masing-masing bagaimana menjaga kerukunan antar umat beragama dan menjaga kesatuan serta merawat 4 pilar kebangsaan", pungkasnya.

Dialog yang berlangsung sekira 1 jam lamanya ini kemudian mendengarkan pandangan, tanggapan dan usulan dari masing-masing pengurus FKUB yang notabene adalah representasi dari berbagai agama. (AB)


Wilayah LAINNYA